Sebuah perusahaan asal Bandung yakni PT EMGIE Global Energi tertarik berinvestasi untuk membangun incenerator untuk mengelola limbah medis di Kota Pekanbaru, dengan menggunakan teknologi pengolahan sampah yang melibatkan pembakaran bahan organik.Keberadaan mereka patut didukung apalagi adanya sinergisitas perusahaan luar Pekanbaru menggandeng perusahaan lokal untuk mengelola limbah medis
"Jika kerja sama ini terwujud maka PT EMGIE Global Energi, itu akan menjadi satu-satunya industri pengelolaan limbah medis di Sumatera, yang menggunakan incenerator ," kata Wali Kota Pekanbaru Firdaus MT dalam keterangannya di Pekanbaru, Selasa.
Menurut dia, dalam prakteknya untuk mengelola limbah medis tersebut tentunya perusahaan asal Bandung ini juga akan menggandeng perusahaan lokal Kota Pekanbaru yakni PT Azka Hijau Inti Perkasa atau Azkagrup.
Selain membangun incenerator, kata Firdaus, maka alat penunjangnya juga akan disediakan oleh PT EMGIE Global Energi dan kedua perusahaan ini, nantinya juga akan menggandeng Asosiasi Pengelola Limbah Indonesia (APLI) Riau dalam mengelola limbah medis tersebut.
"Keberadaan mereka patut didukung apalagi adanya sinergisitas perusahaan luar Pekanbaru menggandeng perusahaan lokal untuk mengelola limbah medis, yang diyakini akan ada pertukaran ilmu dan tekhnologi untuk percepatan pembangunan Kota Pekanbaru disebut Kota Madani dan Smart City ini.
Ia meyakini kegiatan ini akan berjalan dengan baik apalagi perusahaan dari Bandung ini sudah memiliki pengalaman pengelolaan sampah di Kota Tanggerang dan mereka pun berjanji akan membantu Pemerintah Kota Pekanbaru untuk memenuhi kebutuhan penerangan jalan.
Ia menyebutkan, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru tahun 2019, limbah medis kategori Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Pekanbaru mencapai 505 ton per tahun itupun hanya dari rumah sakit dan Puskesmas. Artinya belum termasuk limbah dari klinik pusat pengobatan dan laboratorium.
Produksi limbah medis terbanyak berasal dari rumah sakit yang mencapai sebanyak 502 ton lebih per tahun dan jika dikalkulasikan setiap bulan limbah B3 dari rumah sakit itu bisa mencapai 42 ton setiap bulan atau sebanyak 2 ton setiap hari.
"Dengan potensi produksi limbah medis tersebut, Pekanbaru optimistis dua perusahaan ini bisa memanfaatkannya dan mengambil peran untuk mempercepat pembangunan Kota Pekanbaru dalam memenuhi tuntutan sebagai Kota Madani dan Smart City itu," katanya.
Baca juga: Perizinan investasi di Pekanbaru dibatasi selama PSBB
Baca juga: Pekanbaru tawarkan investasi pembangunan pabrik sawit Rp28 triliun
Pewarta: Frislidia
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020