Penyebab milenial susah memulai investasi

14 Oktober 2020 17:32 WIB
Penyebab milenial susah memulai investasi
Ilustrasi (Pixabay)
Perencana keuangan Prita Hapsari Ghozie mengatakan ada sejumlah penyebab yang membuat milenial susah memulai investasi sejak dini.

Prita Hapsari menyebut bahwa kaum milenial kerap melakukan kesalahan dalam perencanaan keuangan sehingga membuat mereka sulit untuk memulai investasi.

"Pertama biasanya dia rela berhutang untuk hal yang tidak esensial padahal sebenarnya bisa ditabung dulu. Seperti ganti handphone, kemudian beli apa segala macam. Itu sebenarnya kalau mau nabung dulu bisa, tapi malah berhutang," kata Prita Hapsari Ghozie dalam bincang virtual "Tokopedia: Jurus investasi milenial hadapi pandemi", Rabu.

Hal kedua, menurut Prita Hapsari, kesalahan keuangan yang sering dilakukan milenial adalah tidak menyisakan pemasukan untuk kebutuhan dana darurat yang masih dianggap tidak penting.

"Sampai tiba-tiba pandemi datang, kita semua menyadari mereka yang bisa bernafas sedikit adalah teman-teman yang punya dana darurat," ujar Prita Hapsari.

Baca juga: Ajak kaum milenial investasi, e-mas tawarkan harga mulai Rp200

Baca juga: Bidik milenial, penjualan Sukuk Tabungan 005 ditargetkan Rp2 triliun


Prita juga menyebut bahwa milenial enggan memulai investasi karena merasa masih muda dan ingin bersenang-senang dahulu, seperti menghabiskan pengeluaran dengan hangout dan jalan-jalan.

Dia menilai ada peluang yang bisa dilakukan para milenial untuk mengubah kebiasaan menghabiskan pengeluaran untuk jalan-jalan menjadi keinginan berinvestasi dengan mempertahankan kebiasaan saat pandemi seperti sekarang ini.

"Kebiasaan kita untuk tidak hangout dan traveling rupanya selama tujuh bulan ini berhasil kok. Kita aman-aman aja hidup. Jadi artinya ini kebiasaan baik yang bisa dilakukan meski sudah tidak pandemi lagi," imbuhnya

Baca juga: Kenapa harus memulai investasi sejak dini?

Baca juga: OJK bagikan tips kelola uang untuk milenial hadapi pandemi

Baca juga: Future Financial Festival sasar milenial melek ekonomi dan investasi

Pewarta: Yogi Rachman
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020