• Beranda
  • Berita
  • Jerman bergulat dengan gelombang kedua wabah COVID-19

Jerman bergulat dengan gelombang kedua wabah COVID-19

15 Oktober 2020 14:31 WIB
Jerman bergulat dengan gelombang kedua wabah COVID-19
Suasana aksi protes menentang pembatasan oleh pemerintah dekat Jembatan Bradenburg di Berlin, Jerman, Sabtu (1/8/2020), di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19). (REUTERS/Fabrizio Bensch/pras/djo)
Peringatan digemakan di Jerman agar masyarakat negara ekonomi terbesar Eropa itu melakukan bagian mereka dalam upaya menghentikan penyebaran virus corona baru saat negara itu bergulat dengan gelombang kedua wabah COVID-19.

Tambahan kasus harian COVID-19 di Jerman mencapai rekor pada Kamis.

"Tidak ada keraguan lagi sekarang bahwa ini adalah awal dari gelombang kedua (wabah COVID-19) yang sangat besar," kata kepala staf Kanselir Jerman Angela Merkel, Helge Braun, kepada stasiun penyiaran publik ARD.

"Pada awal gelombang kedua ini, kuncinya ada pada kita untuk menghentikan penularan infeksi. Semakin lama kita menunggu dan semakin kita tidak tegas, semakin virus ini berdampak tidak hanya pada kesehatan kita tetapi juga ekonomi kita," ujar Braun.

Menurut standar Eropa, Jerman sejauh ini mengalami tingkat infeksi virus corona dan kematian akibat COVID-19 yang relatif rendah selama pandemi. Namun, tambahan kasus baru harian COVID-19 telah melonjak dalam beberapa pekan terakhir.

Kasus baru harian COVID-19 di Jerman sekarang telah mencapai rekor 6.638, sehingga total kasus sejak awal pandemi menjadi 341.223, berdasarkan data dari Robert Koch Institute (RKI) untuk penyakit menular, Kamis.

Rekor kenaikan harian sebelumnya adalah 6.294 pada 28 Maret, menurut data RKI.

Negara-negara bagian di Jerman pada Rabu (14/10) malam sepakat memperluas langkah-langkah pembatasan untuk melawan penyebaran virus corona ke wilayah-wilayah yang lebih besar di negara itu.

Keputusan tersebut diambil ketika kasus baru COVID-19 di Jerman melonjak, tetapi Merkel memperingatkan bahwa langkah-langkah yang bahkan lebih keras mungkin diperlukan.

Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn memperingatkan bahwa perilaku masyarakat dalam beberapa hari mendatang akan menentukan apakah mereka dapat merayakan Natal bersama keluarga tahun ini.

"Penting untuk dipahami bahwa kita bukannya tidak berdaya melawan virus ini. Kita dapat melakukan sesuatu, kita semua dapat membuat perbedaan setiap hari," kata Spahn kepada radio Deutschlandfunk, Kamis.

"Kita dapat menjadi penghambat bagi penularan virus ini jika kita berhati-hati satu sama lain dan menjaga jumlah infeksi baru ke tingkat yang dapat kita tangani."

Penghitungan Kamis menunjukkan jumlah korban jiwa akibat COVID-19 yang dilaporkan naik sebesar 33 menjadi 9.710 orang.

Sumber: Reuters

Baca juga: Merkel minta anak muda Jerman tidak berpesta demi cegah klaster COVID

Baca juga: Hampir 8 persen warga di pusat wabah Jerman terinfeksi corona
​​​​​​​

Baca juga: Jerman nyatakan daerah di 11 negara Eropa berisiko tinggi COVID-19


 

Gelombang kedua COVID-19, pembatasan aktivitas masyarakat diberlakukan

Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020