• Beranda
  • Berita
  • Kadin perkirakan perekonomian nasional membaik tahun depan

Kadin perkirakan perekonomian nasional membaik tahun depan

18 Oktober 2020 17:10 WIB
Kadin perkirakan perekonomian nasional membaik tahun depan
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Rosan P. Roeslani. ANTARA/HO-Kadin Indonesia/pri.

Kehadiran vaksin COVID-19 turut memberikan hal positif bagi perekonomian nasional pada 2021

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memperkirakan perekonomian nasional akan semakin membaik pada tahun depan.

"Ke depannya, kalau saya melihatnya insya Allah pada 2021 perekonomian akan semakin membaik," kata Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P Roeslani dalam acara rilis "Survei Nasional: Mitigasi Dampak COVID-19" di Jakarta, Minggu.

Baca juga: Kadin: UMKM perlu terus didorong agar dapat bertahan di masa Covid-19

Menurut Rosan, hal tersebut dikarenakan basis perekonomian nasional sudah rendah mulainya pada 2020, sehingga membuat para pelaku usaha dalam posisi bertahan.

Selain itu, lanjutnya, kehadiran vaksin COVID-19 turut memberikan hal positif bagi perekonomian nasional pada 2021.

"Walaupun kita mendapatkannya secara bertahap, harapannya vaksin ini juga akan lebih membantu dan mereduksi faktor ketidakpastian, mengingat musuh utama kita adalah faktor ketidakpastian yang tinggi," katanya.

Dia juga mengatakan bahwa seperti diketahui trennya pada kuartal II, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi 5,2 persen.

Sedangkan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2020, Kadin memprediksi antara minus 2 sampai dengan minus 3 persen dan kuartal IV 2020 akan lebih baik kontraksinya.

Menurut Rosan, pada kuartal II 2020, perekonomian Indonesia sudah menyentuh level terendahnya.

Ketua Kadin juga menyampaikan untuk bertahan, para pelaku usaha melakukan perputaran bisnis perusahaan hanya sebesar 40-50 persen. Mereka dapat bertahan karena telah melakukan banyak efisiensi.

"Namun, perlu kita ingatkan juga kita lebih banyak mendorong sisi suplainya. Padahal, untuk membangkitkan perekonomian, sisi permintaan atau demand lebih memiliki tantangan mengingat aspek permintaan berhubungan dengan ketidakpastian, kenyamanan, dan proyeksi," ujarnya.

Maka dari itu, lanjut Rosan, bantuan sosial (bansos) dan bantuan langsung tunai (BLT) diminta digenjot pemerintah dalam rangka meningkatkan permintaan.

"Kalau sisi suplainya saja yang didorong, namun sisi permintaannya lemah tentunya ini tidak menjadi optimal," katanya.

Baca juga: Kadin sebut UU Cipta Kerja perkuat aktivitas perdagangan
Baca juga: Kadin: Efisiensi solusi bertahan di masa pandemi

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020