"Syarat untuk meraih kesempatan ini, di antaranya pemuda yang berkualitas, baik laki-laki maupun perempuan, dan memiliki kapasitas serta produktivitas tinggi," kata Mendes PDTT yang juga akrab disapa Gus Menteri itu dalam webinar bersama Sekolah Tinggi Ilmu Sains (STIS) Mambaul Falah Bawean dalam rangka Hari Santri Nasional 2020 dengan tema Bonus Demografi, Tantangan atau Kesempatan Besar bagi Para Santri yang dipantau di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan bonus demografi atau transisi demografi merupakan fenomena lebih banyaknya jumlah penduduk usia muda, antara 15-64 tahun, dibandingkan penduduk dewasa tua berusia 65 tahun ke atas dan penduduk berusia anak-anak antara 0-14 tahun.
Bonus demografi tersebut, menurut Gus Menteri, bisa menjadi kesempatan bangsa Indonesia untuk mengakselerasi pembangunan karena jumlah penduduk usia produktif atau yang mencari nafkah relatif lebih besar dibandingkan anak-anak dan lanjut usia yang diberi nafkah.
Namun, sayangnya, peluang tersebut harus diiringi dengan kapasitas sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki produktivitas tinggi sehingga pembangunan dapat dengan mudah diwujudkan.
Ia mengatakan orang dapat disebut berkualitas jika berbagai ranah yang ada di dalam diri manusia itu berkembang secara seimbang. Ranah kognitifnya berkembang bagus, diimbangi dengan ranah afektif dan juga tindak motorik yang juga harus berkembang dengan baik.
"Ini akan selaras dengan berbagai ajaran di Agama Islam bahwa keseimbangan perkembangan itu selalu diupayakan agar menjadi manusia yang sempurna dalam konteks kemanusiaannya," katanya.
Menurut Mendes PDTT, ketersediaan lapangan kerja juga sangat dipengaruhi kualitas SDM karena SDM yang bagus akan memiliki kemampuan untuk menciptakan lapangan kerja.
"Menurut saya yang sangat penting mengisi bonus demografi adalah penguatan di bidang sumber daya manusia," katanya.
Pola-pola yang perlu dilakukan dalam bonus demografi, antara lain bahwa hasil pembangunan yang berkulitas akan mengalami bonus demografi yang lebih cepat dan lama karena kelahiran direncanakan dan kesehatan terjamin dari anak hingga orang tua.
Daerah dengan hasil pembangunan yang berkualitas akan mengalami bonus demografi lebih cepat dan lebih lama, karena kelahiran direncanakan dan kesehatan terjamin bagi anak sampai orang tua.
Baca juga: Mendes PDTT optimistis SDGs Desa bisa wujudkan desa tanpa kemiskinan
"Daerah industri dan pusat pertumbuhan akan mengalami bonus demografi lebih cepat dan lebih lama, karena migrasi masuknya tenaga kerja muda. Misalnya kita berbicara soal industrialisasi dan mekanisasi pertanian yang jelas miliki daya tahan terhadap berbagai guncangan ekonomi dunia dan lokal," katanya.
Baca juga: Kepala BKKBN: Kualitas SDM pengaruhi transformasi bonus demografi
Kabupaten atau kota yang lebih maju dan berstruktur ekonomi industri mengalami bonus demografi lebih cepat daripada level provinsi. Misalnya Jawa Timur, miliki posisi yang sangat bagus dengan bonus demografi yang panjang. Gresik dan Bawean harus melakukan upaya-upaya yang konstruktif dalam mengisi bonus demografi tersebut.
Baca juga: Kepala BKKBN tekankan ubah bonus demografi jadi bonus kesejahteraan
Untuk itu, pemerintah terus berkomitmen meningkatkan kesempatan untuk meraih keunggulan dalam bonus demografi. Untuk konteks pembangunan di desa, Kemendes PDTT merujuk pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) Desa dengan 18 target pembangunan untuk mencapai pembangunan di desa.
Pewarta: Katriana
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020