Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyaksikan pemusnahan 538 kilogram dan 480 batang bibit, benih dan buah impor yang berasal dari delapan negara, untuk mencegah potensi penyebaran penyakit tumbuhan dari luar negeri.Produk pertanian apapun yang masuk ke Indonesia harus lolos dan dijamin kesehatannya
Pemusnahan dilakukan dengan menggunakan alat pembakar bersuhu tinggi atau incenerator di Instalasi Karantina Pertanian Soekarno Hatta, Tangerang, Rabu. Komoditas pertanian impor ini masuk melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta tanpa dilengkapi dokumen kesehatan karantina dari negara asal.
"Tindakan ini harus kami lakukan agar potensi penyebaran hama penyakit tumbuhan dari luar negeri dapat kita cegah. Produk pertanian apa pun yang masuk ke Indonesia harus lolos dan dijamin kesehatannya oleh petugas karantina pertanian," kata Mentan Syahrul melalui keterangan di Jakarta, Rabu.
Menteti menilai pemusnahan produk pertanian yang ilegal atau tidak sehat ini merupakan tindakan pengawasan dan penindakan terhadap produk pertanian yang ilegal dan tidak sehat.
Dari data pemusnahan kali ini, banyak benih tanaman hias, termasuk anggrek yang masuk, namun tidak dilengkapi jaminan kesehatan karantina.
"Kami tidak melarang, namun pastikan telah sesuai dengan aturan yakni lengkapi dengan Surat Izin Pemasukan (SIP) Mentan jika itu benih atau bibit dan pastikan dijamin sehat dan aman dari negara asal," kata Mentan.
Baca juga: Mentan minta karantina pertanian adaptasi perdagangan internasional
Ekspor tanaman hias
Selain menyaksikan pemusnahan, Menteri Syahrul juga sekaligus melakukan pelepasan ekspor produk pertanian ke enam negara.
Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Ali Jamil yang turut hadir memaparkan ragam komoditas yang diekspor, yakni sarang burung walet sebanyak 130 kg (24 karton) senilai Rp2,9 miliar tujuan China; serta tanaman aquarium sebanyak 18.838 batang senilai Rp133,8 juta menuju Amerika Serikat, Kanada dan Jepang.
Jenis tanaman hias yang juga sedang digemari masyarakat berupa monstera atau janda bolong, aglonema dan philondendron sebanyak 352 batang senilai Rp17,6 juta diekspor ke Hongkong, Inggris dan Amerika Serikat.
"Pertumbuhannya sangat menggembirakan, kembangkan terus karena pasar ekspor sangat terbuka lebar. Jangan lupa patuh untuk melapor kepada petugas Karantina agar tetap sehat, aman dan makin laris tanaman hias kita di pasar ekspor," imbau Mentan.
Ia juga berpesan agar Barantan menjadi garda terdepan dalam perlindungan sumber daya pertanian yang dimiliki Indonesia.
Baca juga: Cegah hama penyakit, Kementan musnahkan benih sawi asal Korsel
Baca juga: Balai Karantina Pertanian dan PT CMS ekspor bawang merah ke Thailand
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2020