Praktisi sektor pangan dan Co-founder perusahaan teknologi pertanian TaniHub Pamitra Wineka, meyakini bahwa teknologi digitalisasi merupakan solusi penting dalam rangka meningkatkan produktivitas pertanian nasional.petani menghadapi beberapa masalah dalam distribusi seperti rantai pasok yang panjang dan ongkos produksi yang panjang serta produktivitas petani yang rendah
"Sebagai salah satu faktor penting dalam sektor pertanian Indonesia, petani menghadapi beberapa masalah dalam distribusi seperti rantai pasok yang panjang dan ongkos produksi yang panjang serta produktivitas petani yang rendah," Pamitra Wineka dalam rilis di Jakarta, Senin.
Dalam menanggapi semua masalah itu, ujar Pamitra, teknologi berperan penting untuk menjembatani masalah ini terhadap sebuah solusi.
Ia memaparkan beberapa perusahaan rintisan di bidang teknologi seperti Tanihub, ingin membangun platform yang menghubungkan petani dan pembeli sehingga petani yang dulunya hanya mengandalkan tengkulak menjadi lebih banyak pilihan, dan pada akhirnya distribusi pangan jadi lebih sedikit rantainya.
Terkait ongkos produksi yang tinggi, lanjutnya, temuan di lapangan yang diamati Tanihub juga menyatakan bahwa para petani masih kesulitan untuk mencari bibit dan pupuk sehingga terpaksa beli lebih mahal di toko ritel atau tengkulak ketimbang distributor.
Selain itu, ujar dia, lahan di Indonesia masih rendah produktivitasnya. Untuk melakukan peningkatan produktivitas lahan, para petani perlu diberikan wawasan dan akses modal yang cukup sehingga peran rintisan penting untuk menjembatani kebutuhan-kebutuhan ini.
Ia juga mengingatkan bahwa kemampuan para petani lokal untuk mampu menyediakan komoditasnya di seluruh pasar di Indonesia juga menjadi aspek penting mencapai ketahanan pangan.
Di masa pandemi, rantai pasok pangan jadi terganggu, sehingga Indonesia sangat rapuh untuk bisa mengalami kenaikan harga pangan.
Pamitra menyampaikan bahwa kondisi pandemi telah mempengaruhi bagaimana petani melakukan pengelolaan komoditas pangannya di Indonesia dan juga di seluruh dunia. Selain itu, di luar pandemi, anomali cuaca juga menyulitkan petani untuk melakukan produksi, paparnya.
Baca juga: Mentan : lumbung pangan terapkan teknologi pertanian modern
Baca juga: Kinerja pertanian perlu lebih ditopang modernisasi teknologi
Baca juga: Mesin penyimpan inovasi Balitbangtan jadikan cabai tahan 30 hari
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020