"Saat ini pandemi menjadi tantangan dalam mengembangkan kreativitas terhadap penggunaan teknologi, bukan hanya transmisi pengetahuan, tapi juga bagaimana memastikan pembelajaran tetap tersampaikan dengan baik," ujar Nizam dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Pada saat yang bersamaan, lanjut Nizam, tantangan itu juga menjadi kesempatan bagi semua tentang bagaimana penggunaan teknologi dapat membantu membawa mahasiswa dan pelajar menjadi kompeten untuk abad ke-21.
Baca juga: Kemendikbud: Dibutuhkan 250.000 talenta bidang kecerdasan buatan
Keterampilan yang paling penting pada abad ke-21 ialah self-directed learning atau pembelajar mandiri sebagai outcome dari edukasi.
Nizam menjelaskan masa pandemi itu dapat melatih serta menanamkan kebiasaan menjadi pembelajar mandiri melalui berbagai kelas daring atau webinar yang diikuti oleh mahasiswa.
Selain itu, mahasiswa juga dapat bekerja sama satu dengan yang lain untuk menyelesaikan permasalahan dalam pembelajaran serta menghadapi permasalahan nyata yang ada.
Ia pun menambahkan bahwa situasi itu bukan hanya menjadi tantangan bagi mahasiswa, namun juga para dosen dalam menyampaikan edukasi dimana para dosen perlu memastikan bahwa mahasiswa memahami materi pembelajaran.
Baca juga: Dirjen Dikti : Ekosistem reka cipta harus terwujud
"Pembelajaran daring menjadi tantangan bagi dunia pendidikan dengan situasi Indonesia yang memiliki ribuan pulau. Bagaimana teknologi dapat digunakan, bagaimana penyediaan akses internet pada daerah-daerah terpencil dimana barang elektronik tanpa akses internet pun masih menjadi suatu kemewahan," kata dia lagi.
Kondisi pandemi COVID-19 juga memaksa para pemangku kebijakan di bidang pendidikan untuk dapat menyesuaikan diri dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Penyesuaian itu diwujudkan melalui kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MB-KM), yang mana mahasiswa diberikan kesempatan untuk mendapatkan pengalaman belajar yang lebih luas dan kompetensi baru melalui beberapa kegiatan pembelajaran di luar program studinya.
Adapun program-program pada masa pandemi yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi berupa relawan pengendalian Covid-19 (RECON), KKN Tematik, Mengajar Dari rumah (MDR), dan Permata Sakti. Seluruh program tersebut diikuti oleh ratusan ribu mahasiswa di seluruh Indonesia.
Dalam kesempatan itu, dia mengingatkan mahasiswa untuk selalu menjaga protokol kesehatan dan menerapkan 3M yakni memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun dan menjauhi kerumunan.*
Baca juga: Ditjen Dikti luncurkan logo Kampus Merdeka
Baca juga: Kemendikbud umumkan klasterisasi perguruan tinggi
Baca juga: Klasterisasi perguruan tinggi bukan pemeringkatan, sebut Kemendikbud
Pewarta: Indriani
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020