• Beranda
  • Berita
  • Peran santri diharapkan pererat hubungan Indonesia-China

Peran santri diharapkan pererat hubungan Indonesia-China

2 November 2020 18:47 WIB
Peran santri diharapkan pererat hubungan Indonesia-China
Ilustrasi - Umat Islam dari etnis Hui di China merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW dengan makan-makan bersama di ruang pertemuan Masjid Nandouya, Beijing, Sabtu (9/11/2019) pagi. ANTARA/M. Irfan Ilmie.
Peran santri sangat diharapkan dalam mempererat hubungan bilateral Indonesia dengan China.

"Santri dan mahasiswa Indonesia di Tiongkok secara umum diharapkan menjadi 'agen ganda'," kata staf pengajar Hubungan Internasional FISIP Universitas Indonesia, Ardhitya E Yeremia, dalam webinar Hari Santri dan 70 Tahun Hubungan Bilteral Indonesia-China, Minggu (1/11).

Lebih lanjut, dia menjelaskan maksud dari "agen ganda", yaitu santri tidak hanya menceritakan tentang China kepada masyarakat Indonesia, melainkan juga soal kondisi nyata Indonesia kepada masyarakat China.

Xue Song, pengamat hubungan China dengan negara-negara tetangga dari Fudan University, Shanghai, dalam seminar virtual yang digelar oleh Ikatan Alumni Tiongkok-Nurul Jadid (IKAT-NJ) itu mengingatkan bahwa sikap saling pengertian merupakan fondasi hubungan bilateral Indonesia-China.

"Hal ini penting karena mispersepsi masih sering terjadi dalam hubungan kedua negara ini," ujarnya.

Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Beijing Yaya Sutarya dalam kesempatan itu menyinggung tentang peluang dan tantangan hubungan kedua negara, terutama dari sisi kerja sama pendidikan.

"Mahasiswa Indonesia di Tiongkok lebih dari 14.000, tapi mahasiswa Tiongkok di Indonesia masih di sekitar angka ratusan. Bagaimana menarik lebih banyak lagi pelajar Tiongkok untuk belajar ke Indonesia, menjadi tantangan kita bersama ke depannya," ujarnya.

Kepala Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, KH Abdul Hamid Wahid, berharap webinar yang diikuti 1.885 peserta tersebut bisa memberikan pencerahan kepada masyarakat kedua negara.

"Webinar ini juga menjadi bukti adanya peran santri dalam menjalin hubungan baik Indonesia-Tiongkok," ujarnya dalam pernyataan tertulis yang dikirimkan pengurus IKAT-NJ kepada ANTARA di Fuzhou, Provinsi Fujian, Senin.

Nurul Jadid, salah satu pondok pesantren terbesar di Jawa Timur, itu aktif mengirimkan lulusannya melanjutkan pendidikan di berbagai perguruan tinggi di China.

Bahkan, pondok pesantren yang berlokasi di jalur pantura Pulau Jawa itu juga sering mengirimkan para siswa dan santrinya mengikuti berbagai ajang perlombaan bahasa Mandarin di China. 

Baca juga: Indonesia tawarkan kerja sama pendidikan kejuruan dengan Huangshi

Baca juga: Tidak hanya Indonesia, pelajar asing belum diizinkan masuk kelas


 

Lomba pidato bahasa Indonesia tingkat nasional di China

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020