Pertemuan tingkat menteri Forum Negara Pulau dan Kepulauan (Archipelagic and Island States Forum/AIS Forum) akan digelar secara virtual pada 25 November 2020 untuk membahas ekonomi biru digital dan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan investasi laut yang berkelanjutan di tengah pandemi COVID-19.Untuk mencapai masa depan yang lebih berkelanjutan bagi lautan kita, kita perlu mengembangkan solusi cerdas dan inovatif yang berbasis alam. ...
Dalam pertemuan virtual Pejabat Senior AIS Forum kelima yang diadakan pada Kamis, lebih dari 30 pejabat senior dari 27 negara pulau dan kepulauan berkumpul untuk membahas rencana kerja AIS Forum untuk tahun 2021 dan seterusnya, termasuk persiapan Pertemuan Tingkat Tinggi (KTT) AIS Forum mendatang yang akan dilaksanakan pada 2021.
Baca juga: Sri Mulyani: Potensi ekonomi digital RI luar biasa
Pertemuan Pejabat Senior AIS Forum dipimpin oleh Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia Odo Manuhutu dan Deputy Resident Representative UNDP Indonesia Sophie Kemkhadze.
"Untuk mencapai masa depan yang lebih berkelanjutan bagi lautan kita, kita perlu mengembangkan solusi cerdas dan inovatif yang berbasis alam. Saya berharap pertemuan ini dapat memupuk kolaborasi yang solid dalam upaya mengatasi tantangan multi-segi di wilayah kita," kata Odo dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.
Odo menekankan pentingnya kolaborasi untuk mengatasi tantangan bersama yang dihadapi oleh negara-negara AIS terutama dalam empat hal yaitu mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, pengembangan ekonomi biru, penanganan sampah plastik laut, dan tata kelola maritim yang baik.
Baca juga: Pemerintah optimis kecerdasan artifisial ungkit ekonomi masa depan
Selama pandemi COVID-19, negara-negara pulau dan kepulauan telah bekerja sama untuk meningkatkan ketahanan kolektif terhadap situasi krisis global serta tantangan pembangunan yang terjadi saat ini dan di masa yang akan datang.
Sophie Kemkhadze menuturkan tantangan pandemi COVID-19 telah menekankan pentingnya bagi negara pulau dan kepulauan untuk mengembangkan ekonomi biru mereka di luar sektor pariwisata yang terhenti karena pandemi.
"Dipandu oleh Agenda Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals), AIS Forum berupaya mengeksplorasi lebih banyak opsi untuk memecahkan tantangan yang kita hadapi bersama. Persamaan akan membantu mendorong kita untuk bertindak cepat dan bertanggung jawab," imbuhnya.
Terlepas dari tantangan yang disebabkan oleh pandemi, AIS Forum tetap mempertahankan komitmennya untuk mendorong kolaborasi dan memungkinkan inovasi di antara negara-negara pesertanya.
Baca juga: KKP siap bersinergi dengan Kementerian ATR untuk kemudahan berusaha
Tahun ini, Sekretariat AIS Forum telah bermitra dengan 37 pemangku kepentingan dari berbagai negara untuk menjalankan 10 program utama dan 10 acara berbagi pengetahuan, semuanya dilakukan secara virtual termasuk program Joint Research, penghargaan Innovator Scholarship dan Program Inkubasi AIS Blue Startup Hub.
Penguatan kerja sama antarnegara AIS menjadi tema sentral diskusi kali ini, terutama mengingat besarnya dampak pandemi COVID-19 terhadap masyarakat pesisir dan laut, serta membekunya pariwisata global saat ini.
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020