Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mendorong Balai Penelitian Tanaman dan Holtikultura (Balithi) Segunung-Cianjur, Jawa Barat, untuk terus berinovasi dalam mengembangkan berbagai jenis bunga krisan yang dapat ditanam di berbagai lokasi sebagai komoditas ekspor yang banyak diminati pasar luar negeri.Minat pasar luar negeri yang cukup tinggi setiap bulannya dari Jepang dan sejumlah negara di Timur Tengah. Bahkan saat ini, bunga krisan juga mulai di lirik sejumlah negara di Eropa
"Di masa pandemi, meski sejumlah komoditas ekspor berkurang jumlah pemesanannya, tapi tidak untuk bunga potong jenis krisan masih dipesan berbagai pasar di luar negeri, sehingga budi daya tanaman hias ini harus terus ditingkatkan dan dikembangkan," kata Mentan Syahrul saat membuka acara Ekspose Inovasi Tanaman Hias di Balitihi Segunung-Cianjur Kamis.
Ia menegaskan berbagai inovasi termasuk mengembangkan bunga krisan di dataran rendah yang sudah berjalan di wilayah Cianjur, dapat menjadi motivasi bagi warga untuk menjalankan usaha budi daya bunga hias guna mendorong perekonomian selama masa pandemi COVID-19, meski hanya memiliki lahan tidak terlalu luas.
Baca juga: Budi daya krisan lereng Merapi mulai bangkit
"Ini bisa menjadi peluang bagi warga karena kebutuhan pasar akan bunga hias jenis krisan ini banyak peminat hingga luar negeri. Peluang menjadi petani budi daya bunga hias terbuka luas, tinggal belajar ke Balithi," katanya.
Peneliti Bunga Krisan Balithi Segunung-Cianjur Prof Budimarwoto mengatakan hingga saat ini kebutuhan bunga krisan untuk pasar luar negeri setiap tahun terus meningkat. Saat ini Indonesia dapat mengekspor bunga krisan hingga 480 juta tangkai per tahun, sedangkan produksi per tahun mencapai 500 juta tangkai.
"Saat ini balai penelitian di seluruh Indonesia terus berinovasi mengembangkan bunga krisan yang dapat ditanam diberbagai kondisi lahan mulai dari dataran tinggi hingga dataran rendah. Bahkan Balithi Cianjur sedang mengembangkan bunga krisan yang dapat di tanam di daerah berhawa panas seperti perkotaan," katanya.
Baca juga: Omzet tanaman hias Kabupaten Bogor tembus Rp300 juta per hari
Berbagai pengembangan termasuk bunga krisan dataran rendah yang hasilnya cukup bersaing dengan hasil produksi di dataran tinggi, saat ini dikembangkan pula di berbagai wilayah di Indonesia, untuk memenuhi pesanan pasar luar negeri yang tidak pernah turun setiap tahunnya.
"Minat pasar luar negeri yang cukup tinggi setiap bulannya dari Jepang dan sejumlah negara di Timur Tengah. Bahkan saat ini, bunga krisan juga mulai di lirik sejumlah negara di Eropa," katanya.
Baca juga: Tanaman hias inovasi Balitbangtan dikoleksi agrowisata Tabanan
Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020