• Beranda
  • Berita
  • DKPP minta penyelenggara pilkada hindari warung kopi

DKPP minta penyelenggara pilkada hindari warung kopi

16 November 2020 20:10 WIB
DKPP minta penyelenggara pilkada hindari warung kopi
Ketua DKPP Profesor Muhammd saat penguatan dan pengarahan pelaksanaan pilkada serentak di Gorontalo, Senin. (Debby Mano)
Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Muhammad meminta seluruh penyelenggara pilkada untuk menghindari berkumpul di warung kopi sampai semua tahapan selesai.

"Ini imbauan resmi DKPP. Warung kopi itu biasanya tempatnya tim sukses, kalau teman-teman penyelenggara terutama ad hoc selalu kelihatan bersama-sama dengan tim sukses peserta pemilu, publik akan melihat ada kedekatan sehingga menimbulkan keraguan masyarakat," jelasnya saat memberikan penguatan dan pengarahan pelaksanaan pilkada serentak di Gorontalo, Senin.

Menurutnya, penyelenggara pilkada berjuang mendapat kepercayaan publik sehingga DKPP menilai perlu untuk mengimbau hal tersebut.

"Saya titip pesan kepada sekretaris baik di KPU maupun Bawaslu, supaya kopinya disiapkan di kantor saja. Kopi, teh, bahkan susu segar siapkan semua supaya tidak nyari ke warkop," katanya.

Baca juga: Ketua DKPP: Kesuksesan Pilkada 2020 tanggung jawab semua pihak
Baca juga: DKPP: Banyak negara contoh peradilan etika pemilu Indonesia
Baca juga: DKPP: KPU dan Bawaslu memiliki tugas inti jaga kepercayaan publik


Ia menambahkan, ada peluang penyelenggara pilkada terutama ad hoc bisa tergoda dengan bujuk rayu tim sukses bila intens bertemu.

Selain warkop, ia juga meminta penyelenggara tidak bergabung dalam grup Whatsapp atau platform lain yang di dalamnya ada peserta pilkada atau tim sukses.

"Silahkan keluar dulu dari grup seperti itu, untuk menghindari kesan-kesan keberpihakan. Ini berlaku sampai setelah kepala daerah terpilih dilantik, baru anda boleh bergabung kembali ke grup itu," ujarnya.

Ia mengungkapkan, ada sejumlah perkara etik yang ditangani DKPP, mengkonfirmasi dialog antara pasangan calon dan penyelenggara di grup Whatsapp dan tanpa disadari menunjukkan keberpihakan.

"Tatalah senyum anda sama untuk semua paslon. Jangan sampai senyum anda berbeda kepada paslon 1, 2 dan lainnya. Lebar senyumnya disamakan, ramahnya disamakan. Tidak ada urusan kita sama petahana atau bukan petahana, tapi urusan kita pada proses yang berintegritas dan berkualitas," lanjutnya.

Pewarta: Debby H. Mano
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2020