Kepala Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Hendarman mengatakan harus ada keberanian dalam menghapus kekerasan pada perempuan.kita mencoba mencari cara mencegah kekerasan berbasis gender
"Tujuan kegiatan kita kali ini, kita mencoba mencari cara mencegah kekerasan berbasis gender di lingkungan pendidikan maupun rumah," ujar Hendarman dalam webinar Anti-Kekerasan Berbasiskan Gender di Jakarta, Sabtu.
Dia menambahkan kekerasan pada perempuan masih kerap terjadi. Oleh karena itu, melalui webinar itu dapat mengetahui bentuk dan dampak kekerasan berbasis gender pada seseorang dan lingkungannya.
Baca juga: Wapres: Perlu strategi baru atasi kekerasan terhadap perempuan
"Kami juga mengajak masyarakat untuk membantu korban kekerasan berbasis gender. Jadi harus ada keberanian dan kita tidak boleh membiarkan kebiasaan itu kekerasan terus berlanjut di lingkungan kita termasuk di dalam rumah kita," imbuh Hendarman.
Dia menegaskan bahwa setiap orang berhak memaksimalkan potensi dirinya dan mewujudkan sumber daya manusia Indonesia yang unggul, cerdas dan terlepas dari masalah gender, permasalahan kekerasan tidak bisa didiamkan.
Baca juga: Kowani dorong RUU penghapusan kekerasan seksual segera disahkan
Hendarman menerangkan bahwa Pusat Penguatan Karakter merupakan salah satu pusat yang dibentuk Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim.
Pusat Penguatan Karakter diberikan amanah untuk memastikan penguatan karakter itu terjadi dan juga mensukseskan Gerakan Nasional Revolusi Mental.
Baca juga: Kasus kekerasan seksual fenomena gunung es
"Di samping itu, kami juga mencari cara bagaimana mengatasi berbagai permasalahan di lingkungan pendidikan seperti intoleransi, perundungan, kekerasan seksual hingga narkoba," tambah dia.
Sejumlah narasumber yang hadir dalam webinar itu di antaranya Komisioner Komnas Perempuan Maria Ulfa, orang tua dan tokoh publik Indra Brasco, dan psikolog anak dari Yayasan Pulih Gisella Tani Pratiwi.
Baca juga: Kemendikbud beri bantuan subsidi upah kepada tenaga honorer
Pewarta: Indriani
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020