Kepala Baitul Mal Kota Banda Aceh Asqalani di Banda Aceh, Kamis, mengatakan delapan santri tersebut merupakan penerima bea siswa penuh Baitul Mal Kota Banda Aceh.
Baca juga: Anggota DPR dorong pemerintah perbanyak penghapal Al Quran
"Mereka penerima bea siswa penuh selama tiga tahun kini sudah menyelesaikan pendidikan tahfiz atau menghapal Al Quran," kata Asqalani menyebutkan.
Asqalani mengatakan ke delapan santri tersebut sebelumnya mengikuti pendidikan di Ma'had Tahfidh An-Nur, Markaz Yala, Thailand. Dan kini mereka sudah menyelesaikan pendidikan tiga tahun setingkat sekolah menengah atas.
Baca juga: Anak usia enam tahun ikuti lomba tahfiz Al Quran
"Mereka ini masuk program tahfiz Al Quran Baitul Mal Kota Banda Aceh bagi senif fii sabalillah sejak 2017. Dari program ini, ada 13 santri yang dikirim ke luar negeri, lima ke Malaysia dan delapan ke Thailand. Yang di Thailand sudah menyelesaikan pendidikan," kata Asqalani.
Asqalani menyebutkan mereka yang dikirim belajar ke luar negeri tersebut merupakan anak-anak dari berbagai gampong atau desa di Kota Banda Aceh. Mereka disekolahkan keluar negeri setelah melewati seleksi.
Baca juga: Pesantren Madani Amerika isi libur panjang dengan program Tahfiz Quran
"Baitul Mal Kota Banda Aceh menanggung semua biaya mereka, mulai dari visa, biaya sekolah, biaya hidup, dan lainnya," kata Asqalani menyebutkan.
Setelah menyelesaikan pendidikan, kata Asqalani, ke delapan santri tersebut akan menjadi instruktur program Baitul Mal Kota Banda Aceh melahirkan tahfiz-tahfiz dari ibu kota Provinsi Aceh.
"Mereka akan diberdayakan dengan mengajarkan anak-anak di Banda Aceh menjadi tahfiz atau penghapal Al Quran. Jadi, ilmu yang mereka dapatkan bisa dibagikan kepada anak-anak lainnya," kata Asqalani.
Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2020