Sebagai daerah rawan banjir, Kelurahan Pengadegan, Kota Jakarta Selatan mempersiapkan diri dalam menghadapi musim hujan dampak dari fenomena La Nina, salah satunya dengan memasang rambu-rambu kebencanaan.RW 01 dan 02 Kelurahan Pengadegan kerap paling parah terdampak banjir bahkan beberapa lokasi kedalamannya mencapai tujuh meter
Lurah Pengadegan, Azhari, di Pengadegan, Jumat, mengatakan rambu-rambu kebencanaan tersebut dipasang di sejumlah RT yang rawan banjir termasuk di Kampung Lubang.
Baca juga: Kelurahan Pengadegan Jakarta Selatan jadi Kampung Siaga Bencana
"Untuk di Kampung Lubang sudah dibuat papan-papan penanda arah evakuasi, sebetulnya warga sudah tau jalur evakuasinya, tetapi tetap kita buatkan tanda-tanda itu," kata Azhari.
Rambu-rambu kebencanaan tersebut terpasang di sejumlah titik di Kampung Lubang, seperti rambu atau atau jalur evakuasi tertempel di dinding rumah warga menunjukkan arah evakuasi warga per RT.
Selain tanda evakuasi, juga ada tanda ketinggian air yang terpasang di balai warga di RW 01.
Azhari menjelaskan, tanda jalur evakuasi tersebut disesuaikan dengan jalur evakuasi warga sesuai RT menuju tempat evakuasinya yang sudah ditentukan.
Baca juga: Air berangsur surut, 23 warga Pengadegan masih bertahan di pengungsian
"Contohnya di RT 05, 06 dan 07 Kampung Lubang, misalnya warga RT 05 itu pengungsiannya di Madrasah Amanatul Ilmiah maka rambu jalur evakuasinya diarahkan menuju ke sana," ujar Azhari.
Berbeda pada tahun sebelumnya, lokasi evakuasi warga terdampak banjir ditambah selain di GOR Pancoran, Rusunawan Pengadegan, Kantor Kecamatan Pancorana, SDN 03, juga tersebar dari sejumlah lokasi lainnya.
Penambahan ini terkait dengan protokol kesehatan COVID-19 yang harus dijalankan para pengungsi nantinya, karena tidak dibolehkannya berkerumun.
"Jadi walaupun warga sudah tau lokasi pengungsiannya sesuai RT masing-masing, kita tetap memasang rambu-rambu tersebut untuk mengingatkan warga," kata Azhari.
Terdapat dua RW di Kelurahan Pengadegan yang rawan banjir yakni RW 01 dan RW 02, dengan luas area terdampak kurang lebih tiga hektare. Wilayah ini tergolong lokasi terparah terdampak banjir, ketinggian air bisa mencapai tujuh meter terutama di Kampung Lubang.
Pada banjir Januari 2020 lalu, sedikitnya ada 1.700 warga yang terdampak banjir harus mengungsi. Proses penyelesaian banjir memakan waktu hampir enam hari.
Baca juga: 505 warga Pengadegan sempat mengungsi untuk antisipasi luapan Ciliwung
Kelurahan Pengadegan ditunjuk sebagai Kampung Siaga Bencana oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta bersama lima wilayah lainnya yang ada di Ibu Kota.
Sebagai Kampung Siaga Bencana, diharapkan apa yang diterapkan oleh Kelurahan Pengadegan dalam kesiapsiagaan, penanggulangan bencana jadi percontohan bagi kelurahan lainnya.
Lenny Ernawati (30) warga Kampung Lubang berharap akhir tahun ini tidak ada bencana banjir melanda tempat tinggalnya.
Meski demikian, lanjut ibu tiga anak tersebut, warga Kampung Lubang sudah bersiap-siaga untuk menghadapi kemungkinan banjir akibat musim hujan dan dampak La Nina.
"Warga sudah tau itu informasi ada La Nina gitu, ya kita sih berharap tidak ada banjir tahun ini," kata Lenny.
Lenny juga menilai pemasangan rambu-rambu kebencanaan di Kampung Lubang membantu warga untuk selalu siaga dalam menghadapi bencana apapun.
Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2020