Baca juga: Kebun binatang dan bioskop "drive-in" di Inggris buka 15 Juni
Meski ide untuk bisnis tersebut muncul sebelum pandemi, wabah yang melanda dan penerapan jarak sosial membuat bisnis itu jadi populer, kata salah satu pendiri Daisuke Kawase.
"Kami merasa ada permintaan besar untuk layanan bagi satu orang seperti ini sebagai upaya mencegah penyebaran virus corona," kata Kawase seperti dikutip dari Reuters, Jumat.
Sauna yang dibuka pekan lalu juga melayani konsumen-konsumen lajang di Jepang.
Berdasarkan statistik pemerintah pada 2018, rasio warga lajang di Jepang diperkirakan meningkat hingga 40 persen pada 2040, dari 30 persen pada 2005.
"Bisnis yang ditujukan untuk orang-orang 'solo' akan berakar di sini, bahkan setelah virus corona berakhir," ujar Kawase.
Pengunjung bisa memesan kamar sauna untuk mereka sendiri dengan kisaran biaya 3.800 yen (Rp514.000) per jam dan pemesanan harus dilakukan dua pekan sebelumnya.
Baca juga: Adaptasi kebiasaan baru, di Jepang tak boleh ciuman di bar
Baca juga: Maskapai penerbangan ini tiadakan kursi tengah
Baca juga: Penumpang kereta di Tokyo bisa pantau kondisi gerbong lewat aplikasi
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020