• Beranda
  • Berita
  • Tanda hubungan asmara Anda masuk kategori "abbusive"

Tanda hubungan asmara Anda masuk kategori "abbusive"

14 Desember 2020 11:08 WIB
Tanda hubungan asmara Anda masuk kategori "abbusive"
Ilustrasi (Pixabay)
Hubungan yang melecehkan tak hanya berwujud kekerasan fisik, tetapi juga emosional yang seringkali merupakan pendahulu dari hubungan yang penuh kekerasan atau abbusive relationship.

Caranya bisa dilakukan secara halus, sehingga sulit untuk mengukur apakah suatu hubungan sudah diwarnai kekerasan atau tidak.

Tetapi, sebenarnya ada tanda yang bisa Anda waspadai. Berikut tiga di antaranya seperti dikutip dari Insider, Senin:

1. Dihujani cinta dan hadiah

Salah satu tanda pertama Anda mungkin berada dalam hubungan yang penuh kekerasan adalah ketika pasangan menghujani Anda dengan cinta, hadiah dan perhatian.

Awal hubungan yang melecehkan mungkin dimulai dengan cepat dan intens untuk membuat Anda bergantung padanya.

"Liburan, hadiah, kontak terus-menerus, atau terlalu banyak informasi dan terlalu banyak minat yang kuat secara keseluruhan. Hubungan narsistik sering kali dimulai terlalu cepat - ini kemudian diikuti oleh siklus mendevaluasi dan naik turun," kata psikolog klinis sekaligus pakar narsisme, Ramani Durvasula.

Baca juga: Facebook tahu saat Anda akan "putus"

2. Ada gaslighting

Terapis dan salah satu pendiri Viva Wellness di NYC, Jor-El Caraballo mengatakan, praktik yang disebut gaslighting biasanya terjadi dalam hubungan yang melecehkan.

"Gaslighting mencoba membuat seseorang percaya apa yang mereka lihat sebenarnya tidak benar. Ini bisa terjadi bahkan dalam kondisi yang paling sederhana seperti pasangan yang kasar bersikeras pasangan mereka meninggalkan piring kotor di wastafel padahal dia sendiri yang melakukannya," kata dia.

Pelaku menggunakan gaslighting untuk membuat korban mempertanyakan persepsi mereka tentang realitas, yang membuat mereka tidak melihat perilaku kasar pasangannya.

"Gaslighting jarang terjadi satu kali. Pelaku menggunakannya untuk membuat pasangannya tidak mempercayai pikiran dan perasaan sendiri, lalu memberikan pelaku lebih banyak kemampuan untuk menggunakan kendali. Kebutuhan egois," tutur Caraballo.

3. Mengontrol hubungan Anda dengan dunia luar

Pasangan mungkin memulai dari hal kecil, memberi tahu Anda untuk tidak berkontak dengan teman tertentu.

"Jelas penting untuk mengeksplorasi bagaimana Anda bisa terlibat dengan orang lain secara online, tetapi pasangan yang 'tidak mengizinkan' Anda menggunakan media sosial atau melakukan percakapan DM, misalnya, adalah tanda peringatan yang serius," ujar Caraballo.

Seringkali, dia akan mulai membatasi cara Anda berinteraksi dengan keluarga dan teman untuk mengisolasi Anda dari dunia luar.

"Seseorang yang terus-menerus mengungkapkan hal-hal negatif tentang teman atau anggota keluarga yang Anda cintai dan pedulikan mungkin juga menunjukkan kecenderungan untuk mengontrol dan mengisolasi dalam jangka panjang," kata Caraballo.

Identitas ras dan gender dapat digunakan oleh pelaku untuk membuat pasangannya merasa lebih buruk dan mendapatkan kekuasaan dalam suatu hubungan.

Baca juga: Komnas Perempuan: kekerasan seksual tertinggi dalam hubungan pacaran

Baca juga: Tips hindari perceraian yang rawan di tengah pandemi

Baca juga: Agar tetap akur dengan pasangan selama karantina di rumah

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020