Kementerian Sains dan TIK Korea Selatan, dikutip dari Yonhap, Jumat, mengatakan sistem tersebut akan memeriksa penumpang tanpa masker atau dengan gejala COVID-19, seperti suhu tinggi, di ruang kedatangan dan keberangkatan. Sistem ini juga dapat mengirimkan robot otonom untuk disinfeksi.
Kementerian mengatakan bahwa sistem tersebut juga menggabungkan teknologi MEC, yang meminimalkan latensi dengan mengirimkan data ke pusat data skala kecil terdekat, bukan pusat data terpusat.
Operator telekomunikasi terbesar di Korea Selatan, SK Telecom, telah memasang stasiun basis 5G (mmWave) di bandara untuk mengoperasikan layanan tersebut, yang juga akan menggunakan chip AI baru dari perusahaan tersebut, SAPEON X220.
Kementerian TIK Korea Selatan mengatakan akan mendukung lebih banyak layanan 5G berbasis MEC, dengan menggelontorkan dana 120 miliar won untuk proyek-proyek yang menggunakan teknologi tersebut hingga 2022.
Sementara pengguna 5G telah mencapai sekitar 10 juta di Korea Selatan, sejak komersialisasi jaringan generasi terbaru itu pada April tahun lalu, negara tersebut sedang dalam tahap awal meluncurkan layanan mmWave 5G yang memanfaatkan sepenuhnya kecepatan tinggi dan latensi rendah.
Operator saingan SK Telecom, LG Uplus, saat ini sedang menguji mmWave 5G di Institut Teknologi Nasional Kumoh di Gumi, sekitar 200 kilometer selatan Seoul.
Baca juga: Korsel investasi besar-besaran di teknologi 5G
Baca juga: Korsel tawari teknologi 5G untuk Asian Games 2018
Baca juga: Penggunaan 5G per orang di Korsel setara unduh 13 film
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020