"Kami akan fokus memberdayakan perempuan prasejahtera dan para penyintas, baik korban kekerasan, korban bencana, maupun perempuan kepala keluarga," kata Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati Puspayoga dalam acara penandatanganan nota kesepahaman antara Kementerian dengan PT PNM yang diliput secara daring dari Jakarta, Selasa.
Bintang mengatakan kerja sama tersebut merupakan bentuk kolaborasi dan sinergi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dengan PT PNM untuk mendukung salah satu dari lima program prioritas sesuai arahan Presiden Joko Widodo, yaitu peningkatan pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan.
Baca juga: Menteri PPPA: Perempuan bagian pergerakan nasional
Menurut Bintang, nasabah perempuan PT PNM merupakan capaian strategis dalam mendukung upaya pemberdayaan perempuan dalam berwirausaha.
PT PNM telah memiliki 7.830.000 nasabah perempuan di seluruh Indonesia.
"Melalui para nasabah perempuan ini kami titipkan isu kesetaraan gender serta pelindungan perempuan dan anak agar dapat mempercepat kemajuan bagi perempuan dalam mengejar ketertinggalannya dan dapat berkontribusi di semua bidang pembangunan," tuturnya.
Bintang memberikan penghargaan kepada PT PNM yang telah mendampingi perempuan prasejahtera di seluruh Indonesia serta kerja sama dan sinergi yang telah dibangun bersama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Baca juga: Menteri PPPA: Peran perempuan adat diakui secara global
"Meskipun di tengah situasi pandemi yang sulit, pendampingan terus dilakukan hingga menjangkau 7.830.000 nasabah," katanya.
Direktur Utama PT PNM Arif Mulyadi mengatakan kerja sama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak merupakan sinergi untuk pemberdayaan dan pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah melalui pelatihan dan pendampingan usaha.
"PT PNM memberikan pendampingan kepada pengusaha mikro, kecil, dan menengah melalui program Pengembangan Kapasitas Usaha. PT PNM secara berkala dan berkelanjutan memberikan pelatihan, pembinaan, motivasi, dan lainnya untuk meningkatkan produktivitas dan kelas usaha nasabah binaan," jelasnya. (T.D018)
Baca juga: Menteri PPPA: Konstruksi sosial yang rugikan perempuan harus dihapus
Baca juga: Menteri PPPA: Teknologi informasi penting bagi wirausaha perempuan
Baca juga: Menteri PPPA: Perlu "5 Siap" untuk laksanakan pembelajaran tatap muka
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020