• Beranda
  • Berita
  • Dahnil paparkan tujuh kebijakan Prabowo Subianto sepanjang 2020

Dahnil paparkan tujuh kebijakan Prabowo Subianto sepanjang 2020

30 Desember 2020 14:38 WIB
Dahnil paparkan tujuh kebijakan Prabowo Subianto sepanjang 2020
Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto. ANTARA/Tangkapan layar YouTube Kehutanan UGM
Juru Bicara Menteri Pertahanan, Dahnil Simanjuntak, memaparkan tujuh kebijakan Menteri Pertahanan, Prabowo, sepanjang 2020 mulai dari doktrin pertahanan rakyat semesta hingga diplomasi pertahanan nasional dan lain-lain terkait. 
 
Tujuh kebijakan itu, kata Simanjuntak, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Rabu, yakni pertahanan rakyat semesta, penguatan industri pertahan nasional, modernisasi alutsista, diplomasi pertahanan, penanganan Covid-19, peningkatan SDM bidang pertahanan, hingga cadangan logistik strategis untuk pertahanan negara.
 
Dalam kebijakan pertahanan rakyat semesta, lanjut dia, konsepsi pertahanan ini bisa dikontekstualisasi dengan kondisi kekinian yakni melalui penguatan pertahanan militer dan nirmiliter sekaligus.
 
Konsepsi pertahanan rakyat semesta mendapat saluran yang tepat ketika UU Nomor 23/2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara disahkan DPRI. Undang-undang itu mengatur tentang tiga agenda penting, yakni Bela Negara, Komponen Cadangan, dan Komponen Pendukung.

Baca juga: Menhan RI dan Menhan Prancis pererat kerja sama sektor pertahanan
 
"Program Bela Negara telah dan terus dimassifkan oleh Kementerian Pertahanan, penguatan komponen pendukung juga terus dilakukan," katanya.
 
Dan tak kalah penting dan menjadi perhatian khusus Prabowo, kata dia, adalah realisasi Komponen Cadangan yang tinggal menunggu persetujuan presiden melalui Peraturan Pemerintah.
 
"Komcad adalah agenda pertahanan rakyat semesta yang sangat penting untuk memperkuat pertahanan kita diseluruh bagian NKRI, memperkuat TNI dalam menjaga kedaulatan NKRI dari berbagai ancaman militer maupun nirmiliter yang bisa muncul kapan saja," paparnya.
 
Kedua adalah penguatan industri pertahanan nasional. Menurut dia, kebijakan itu dalam rangka meminimalisir ketergantungan Indonesia terhadap sistem kesenjataan luar negeri.
 
Oleh karena itu, untuk menuju penguatan Industri Pertahanan Nasional yang lebih mandiri, Prabowo aktif menjajaki kerja sama Industri Pertahanan dengan berbagai negara-negara produsen yang potensial, dan memiliki komitmen nyata melakukan alih teknologi dengan industri pertahanan nasional.

Baca juga: Prabowo Subianto: Indonesia ingin alutsista buatan AS lewat FMS
 
Selain itu, penguatan BUMN Pertahanan seperti Pindad, PT Dahana, PT DI, PT PAL dan lain-lain dilakukan semaksimal mungkin, BUMN-BUMN itu menjadi produsen utama sistem kesenjataan yang bisa dan mampu diproduksi di dalam negeri, di antaranya kendaraan tempur, kendaraan taktis, kendaraan dinas, peluru dan lainnya.
 
"Sepanjang 2020, peta jalan modernisasi alat utama sistem senjata Indonesia dilakukan Menhan Prabowo dengan menempatkan industri pertahanan dalam negeri sebagai prioritas utama dan pertama untuk seluruh alutsista-alutsista yang bisa diproduksi oleh industri pertahanan dalam negeri, dan kerjasama dengan negara-negara produsen yang memiliki komitmen untuk alih teknologi untuk alutsista yang belum bisa diproduksi oleh indutsri pertahanan dalam negeri," kata dia tentang kebijakan ketiga.
 
Keempat, kata dia, diplomasi pertahanan, sejak menjadi menteri pertahanan termasuk sepanjang 2020, Prabowo aktif mengisi ruang diplomasi pertahanan nasional, terkait dengan dinamika geopolitik dan geostrategis.

Baca juga: Prabowo: Kemhan pesan 500 kendaraan taktis Pindad
 
"Menhan Prabowo berkomitmen memastikan posisi Indonesia yang bebas aktif, serta tidak terlibat dalam pakta pertahanan/militer mana pun," tuturnya.
 
Ssepanjang 2020 Prabowo telah aktif berkomunikasi memposisikan Indonesia memiliki kedekatan yang sama dengan semua negara di dunia, baik melalui kunjungan resmi langsung ke negara-negara sahabat, dan juga komunikasi virtual.
 
Selain itu, diplomasi pertahanan yang dilakukan juga ingin memastikan kerja sama industri pertahanan dengan berbagai negara-negara produsen dapat berjalan dengan baik dan memberikan keuntungan bagi kepentingan nasional Indonesia.

Baca juga: Menteri Pertahanan RI berkunjung ke Austria
 
Kementerian Pertahanan di bawah kepemimpinan Prabowo juga membantu penanganan Covid-19. Awal 2020. Prabowo juga fokus berkomunikasi dengan negara-negara sahabat terkait penanganan Covid-19 yang berbuah pada asistensi dari beberapa negara sahabat di awal-awal pandemi melanda Indonesia, terutama terkait dengan kebutuhan APD (alat pelindung diri) dan kebutuhan-kebutuhan medis lainnya dalam rangka penanganan Covid-19.
 
Untuk membantu kebutuhan rumah sakit dan tenaga medis dalam penanganan Covid-19, kata dia, Prabowo memerintahkan agar RS Dr Suyoto yang dikelola Kementerian Pertahanan menjadi rumah sakit yang fokus merawat pasien Covid-19 dan membangun fasilitas bangsal-bangsal darurat yang layak untuk menampung pasien-pasien Covid-19.
 
Selain itu, rumah sakit milik TNI juga agar dilengkapi peralatan medisnya agar mampu menampung pasien-pasien Covid-19 di seluruh Indonesia.

Baca juga: Menhan: Kerjasama Indonesia-Swedia berdampak pada industri pertahanan
 
Terkait peningkatan SDM, kata Simanjuntak, Prabowo juga mempersiapkan sumber daya manusia bidang pertahanan yang unggul dengan merevitalisasi Universitas Pertahanan dengan membuka program strata satu dan memperkuat program magister dan doktoral.
 
Sejak 2020, Universitas Pertahanan membuka Program Strata-1 dengan empat Fakultas baru yang fokus pada ilmu pasti, yakni Fakultas Kedokteran Militer, Fakultas Farmasi Militer, Fakultas MIPA, dan Fakultas Teknik Militer agar Indonesia bisa memiliki tenaga-tenaga ahli bidang pertahanan yang mampu memperkuat pertahanan militer maupun nirmiliter Indonesia di masa yang akan datang.
 
Ketujuh, Kementerian Pertahanan menyiapkan peta jalan membangun cadangan logistik strategi sebagai upaya ketahanan pangan dalam pertahanan negara.
 
"Konsep lumbung pangan yang dibangun oleh Kementerian Pertahanan bukan konsep lumbung pangan seperti yang sudah ada selama ini, namun lumbung pangan yang dibangun akan berorientasi sebagai cadangan logistik strategis untuk kepentingan pertahanan negara, yang akan digunakan ketika kondisi darurat," kata dia. 

Baca juga: Menhan ingatkan ancaman virus jadi senjata untuk hancurkan negara

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2020