• Beranda
  • Berita
  • Akademisi Unsoed: Peta bencana harus dioptimalkan pada 2021

Akademisi Unsoed: Peta bencana harus dioptimalkan pada 2021

31 Desember 2020 17:02 WIB
Akademisi Unsoed: Peta bencana harus dioptimalkan pada 2021
Akademisi dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Dr. Indra Permanajati (ANTARA/HO - dok. pribadi)
Akademisi dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Dr. Indra Permanajati mengatakan, pemetaan wilayah rawan bencana hingga tingkat kecamatan perlu dioptimalkan pada tahun 2021.

"Pemetaan daerah rawan bencana hingga tingkat kecamatan perlu dioptimalkan, bahkan jika perlu dibuat lebih detail hingga ke tingkat desa," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kamis.

Baca juga: Mitigasi bencana mulai penyediaan peta kebencanaan skala operasional

Koordinator Bencana Geologi Pusat Mitigasi Unsoed itu menjelaskan, pemetaan wilayah rawan bencana secara rinci dan akurat sangat diperlukan guna mendukung program mitigasi bencana.

Indra yang merupakan Dosen Mitigasi Bencana Geologi, Jurusan Teknik Geologi Universitas Jenderal Soedirman tersebut juga menambahkan kebijakan tersebut harus diterapkan di seluruh wilayah di Indonesia.

"Ada dua kebijakan yang harus diterapkan di seluruh wilayah indonesia, yaitu pemetaan wilayah bencana tingkat kecamatan dan kemudian regulasi teknik standar bangunan baik di wilayah yang stabil maupun yang rawan bencana," katanya.

Baca juga: Pemprov Jateng susun peta rawan bencana musim hujan

Kemudian, kata dia, langkah selanjutnya yang perlu diintensifkan tahun 2021 adalah terkait sosialisasi secara masif terkait dengan peran masyarakat dalam penanganan bencana.

"Hal ini akan sangat mengurangi risiko bencana karena masyarakat yang dulunya bersifat pasif dan hanya sebagai objek atau masyarakat terdampak, dengan adanya sosialisasi akan menjadi masyarakat yang bersifat aktif dalam penanganan bencana sehingga bakal memperkecil risiko bencana yang signifikan," katanya.

Kemudian, kata dia, satu langkah lagi yang strategis dalam penanganan bencana ke depan adalah pengembangan riset kebencanaan dan pengembangan teknologi dan informasi kebencanaan.

"Dua hal ini akan berdampak pada ketepatan dan keakuratan dalam mitigasi bencana," katanya.

Baca juga: Megawati minta BMKG update peta kerawanan untuk mitigasi bencana

Jika langkah-langkah diatas bisa diterapkan, kata dia, maka kemungkinan dampak bencana akan semakin minimal dalam rangka mendukung upaya mitigasi bencana.

Kalau langkah-langkah di atas sudah dilaksanakan namun risiko bencana masih tinggi, kata dia, maka evaluasinya beralih pada pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi program.

Sebelumnya dia juga menjelaskan bahwa selama tahun 2020 ini pelaksanaan penanganan bencana sudah cukup baik.

"Pemerintah sudah melaksanakan penanganan bencana dengan baik dan sangat serius. Konsep 'pentahelix' yang dicanangkan pemerintah cukup efektif bekerja, terbukti dengan peran serta masyarakat, media, akademisi dan lain-lain dalam penanganan bencana sudah bisa berjalan," katanya.

Baca juga: Kota Bogor bentuk FPRB untuk bangun aplikasi peta rawan bencana

Kendati demikian, kata dia, strategi penanganan bencana perlu terus diintensifkan mengingat strategi tersebut sangat penting untuk mewujudkan konsep penanganan yang tepat sasaran dan efektif. ***3***
T.W004

Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2020