• Beranda
  • Berita
  • Satgas ungkap alasan kasus COVID-19 di Indonesia masih tinggi

Satgas ungkap alasan kasus COVID-19 di Indonesia masih tinggi

5 Januari 2021 18:28 WIB
Satgas ungkap alasan kasus COVID-19 di Indonesia masih tinggi
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito. (ANTARA/tangkapan layar)

diberi kesempatan oleh orang-orang Indonesia yang masih berkerumun

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mengungkapkan alasan kasus COVID-19 di Indonesia masih tinggi dan bahkan semakin melonjak dari hari ke hari karena virus SARS CoV 2 yang masih banyak bersirkulasi.

"Di Indonesia kenapa kasusnya tinggi, karena virusnya masih banyak bersirkulasi. Karena masih diberi kesempatan oleh orang-orang Indonesia yang masih berkerumun," kata Wiku dalam dialog tentang perkembangan kasus COVID-19 yang dipantau secara daring di Jakarta, Selasa.

Wiku membandingkan kasus di Indonesia yang masih tinggi dengan Singapura dan China yang sudah jauh menurun atau bahkan hampir tidak ada. Dia menyebutkan kasus COVID-19 di kedua negara tersebut menjadi sedikit, atau beberapa wilayahnya bahkan terbebas dari pandemi, karena sirkulasi virus di negara tersebut tersisa sedikit.

Karena virus SARS CoV 2 yang beredar di Singapura dan China sedikit, maka virus terbatas ruang geraknya dan tidak bisa menulari orang lain sehingga kasusnya hanya sedikit.

Baca juga: IDI: Vaksinasi bisa hentikan penularan COVID-19 di Indonesia

Baca juga: Kemenkes sebut ada 1.146 klaster penularan COVID-19 di Indonesia


Sementara di Indonesia, kata Wiku, virus masih mudah berpindah-pindah dan memperbanyak diri karena masih terdapat banyak kerumunan manusia. "Jadi dia bisa loncat bisa menular, pada saat menular dia mengimplifikasi, jumlahnya makin banyak," jelas Wiku.

Wiku menyebut cara agar virus tidak bisa memperbanyak diri di Indonesia adalah dengan mempersempit gerak virus agar tidak bisa meloncat dari satu manusia ke manusia lain. Yang perlu dilakukan adalah dengan menerapkan protokol kesehatan dengan ketat 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak serta menghindari kerumunan, dan mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir.

"Kalau melakukan 3M harusnya tidak bisa meloncat dan menulari lagi. Sehingga populasi (virus) makin lama makin turun. Ini kita berperang melawan virus, kita harus sama smart seperti virus, mereka bisa memperbanyak diri kalau menular, kita cegah mereka menular dengan 3M," kata Wiku.

Dia berharap Indonesia bisa mencontoh kesuksesan Singapura dan China dalam pengendalian pandemi COVID-19. Baik dari masyarakatnya maupun para pemimpin daerah seharusnya mengambil pelajaran apa yang telah dilakukan oleh kedua negara tersebut sehingga bisa mengendalikan pandemi dengan efektif.

Baca juga: Indonesia belum berhasil tekan COVID-19 secara konsisten, kata Satgas

Baca juga: PMI sebut masih banyak warga tidak benar menggunakan masker

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021