"Saya bersama Wakil Ketua DPRD Sulbar, unsur forkopimda dan beberapa pimpinan OPD sudah melihat langsung kondisi rumah warga di Dusun Ga'de Desa Tangnga -tangnga, Kecamatan Tinambung, Kabupaten Polewali Mandar," kata Ali Baal Masdar, Ahad.
Setelah melakukan peninjauan dan mendengarkan langsung dampak yang dialami oleh masyarakat setempat, salah satu cara yang tepat agar tidak terjadi kondisi berulang, menurut Ali Baal Masdar adalah relokasi.
"Lokasi abrasi pantai itu memang kondisinya padat. Untuk penanganan awal akan dipindahkan ke lokasi yang lebih aman," ujar Ali Baal Masdar.
Baca juga: Sat Polair Polres Bengkayang tanam mangrove cegah abrasi pantai
Baca juga: Tiga menteri tanam mangrove di Brebes atasi abrasi dan rob
Terkait tanggul pemecah ombak, hal itu juga yang menjadi perhatian serius Pemerintah Provinsi Sulbar .
"Kita akan tetap memperbaiki tanggul yang rusak dan juga lokasi yang rusak," kata Ali Baal Masdar.
Sementara, Wakil Ketua DPRD Sulbar Usman Suhuriah menyampaikan kawasan terdampak abrasi pantai di Dusun Ga'de tersebut membutuhkan perbaikan tanggul penahan ombak agar warga yang bermukim di tempat itu tidak terus terancam banjir pasang, terutama saat musim angin Barat.
Legislator Partai Golkar itu juga menyampaikan terima kasih kepada Gubernur Sulbar yang telah memberikan perhatian kepada warga terdampak abrasi pantai tersebut.
"Warga yang bermukim Dusun Ga'de terus-menerus terancam banjir pasang, apalagi saat musim angin Barat. Makanya, di tempat itu dibutuhkan perbaikan tanggul penahan ombak yang pernah ada di situ," ucapnya.
"Saya sepakat dengan wacana relokasi serta perbaikan tanggul pemecah ombak. Sehingga, warga yang bermukim di tempat tersebut tidak terus terancam air pasang," kata Usman Suhuriah.
Salah seorang warga Dusun Ga'de Maryani mengatakan, ancaman abarasi yang mengancam rumahnya bersama warga lainnya sudah mereka alami sejak 10 tahun.
"Saat pasang air laut, genangan air masuk sampai ke dalam rumah. Bahkan, sudah ada dua rumah warga yang hancur karena hantaman ombak. Kondisi ini sudah kami alami sekitar 10 tahun," tutur Maryani.
Warga berharap pemerintah dapat segera melakukan penanganan sehingga mereka aman dari dampak abrasi.*
Baca juga: Peneliti Unsyiah teliti dampak abrasi dan banjir rob di Aceh Barat
Baca juga: Puluhan rumah di Kabupaten Pulau Morotai terancam abrasi pantai
Pewarta: Amirullah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021