Enam desa di Ulumanda Majene terisolir

18 Januari 2021 10:52 WIB
Enam desa di Ulumanda Majene terisolir
Sebanyak enam desa yang berada dititik gempa kecamatan Ulumanda Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat terisolir akibat akses jalan menuju desa itu tertimbun longsor, di Mamuju, Senin (18/01/2021). ANTARA/HO-Aspri.
Sebanyak enam desa yang berada di titik gempa di Kecamatan Ulumanda Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat terisolir akibat akses jalan menuju desa itu tertimbun longsor.

"Pemerintah pusat pemerintah daerah dan relawan, enam desa tersebut merupakan lokasi yang paling dekat dengan titik gempa berkekuatan 6,2 magnitudo yang mengguncang Kabupaten Majene dan Kabupaten Mamuju," kata Kepala Desa Kabiraan Fajaruddin di Majene, Senin.

Ia mengatakan, enam desa di Kecamatan Ulumanda dan berada di pegunungan Majene itu antara lain Desa Sambabo, Desa Kabiraan, Desa Tandiallo, Desa Ulumanda Desa Popenga Desa Panggallo.

Menurut dia, ribuan pengungsi warga enam desa di pusat gempa tersebut kesulitan, makanan, air bersih kebutuhan bayi, tenda, dan kebutuhan pengungsi lainnya.

Baca juga: BNPB ajak relawan sinergi tangani dampak gempa Sulbar
Baca juga: BNPB: 19.435 orang mengungsi akibat gempa Sulawesi Barat


Ia mengatakan, desa-desa tersebut terisolir akibat longsor terjadi di sejumlah titik akses jalan setelah gempa terjadi.

"Masyarakat pengungsi di titik gempa harus dibuka akses jalannya dengan alat berat, dan mereka harus diberikan logistik melalui jalur udara," ujarnya.

Sementara itu, korban gempa Mamuju dan Majene terus bertambah menjadi 73 orang akibat tertimpa reruntuhan bangunan sementara di Kabupaten Majene terdapat delapan orang.

Korban luka berat dan menjalani rawat inap sebanyak 189 orang sementara luka ringan dan rawat jalan 637 orang.

Sementara jumlah pengungsi mencapai 15.000 orang tersebar di sejumlah titik di Kabupaten Mamuju dan Majene.

Baca juga: BNPB: Korban gempa Sulbar bertambah menjadi 81 orang
Baca juga: Enam desa terisolir di Majene rusak parah dan belum tersentuh bantuan



 

Pewarta: M.Faisal Hanapi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021