Pemerintah Jepang dan Komite Olimpiade Internasional (IOC) pada hari Jumat membantah laporan koran The Times Inggris, yang mengutip seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya, yang mengatakan bahwa Olimpiade akan dibatalkan.
"Pemerintah di Jepang, panitia penyelenggara, federasi internasional dan khususnya para atlet semuanya bersatu dalam tekad mereka untuk mencoba menyelenggarakan Olimpiade yang aman dan terjamin," kata Coe, yang juga peraih dua medali emas olimpiade lari 1.500 meter, kepada Reuters, Jumat.
Baca juga: Jepang bantah laporan The Times menyebut Olimpiade Tokyo dibatalkan
Baca juga: Perdana Menteri Suga pastikan Olimpiade Tokyo tetap sesuai jadwal
Olimpiade Tokyo ditunda mulai musim panas 2020 Maret tahun lalu setelah dimulainya pandemi, tetapi Coe mengatakan dua perbedaan besar yang terjadi hampir satu tahun membuatnya yakin acara itu akan dilanjutkan mulai 23 Juli.
"Pertama, ada vaksin dan kami belum memikirkan hal ini di tahun lalu. Dan saya tahu bahwa pada tahap itu para atlet mulai merasa sangat sulit untuk mempertahankan siklus latihan dan bahwa kompetisi mulai menghilang. Sekarang mereka memiliki akses yang lebih baik ke pelatihan dan kompetisi,"
"Jadi, ada tekad yang kuat untuk menyelenggarakan Olimpiade dengan melaksanakannya di lingkungan yang aman dan terlindungi," katanya.
Coe mengakui bahwa acara tersebut kemungkinan ditonton sedikit orang, atau bahkan tidak sama sekali, dan para kontestan akan menghabiskan lebih sedikit waktu di Tokyo serta harus menjaga jarak sosial.
"Saat ini kami tetap optimistis, tapi kami tahu ini akan menjadi Olimpiade yang terlihat berbeda, mungkin terasa berbeda," pungkasnya.
Baca juga: Presiden IOC Bach tegaskan tidak ada "Rencana B" untuk Olimpiade Tokyo
Baca juga: Pejabat senior IOC sebut Olimpiade Tokyo tak harus dihadiri penonton
Baca juga: Distribusi vaksin bukan prasyarat Olimpiade, kata pejabat Jepang
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2021