"Mengingat adanya faktor struktural yang mungkin berlanjut hingga 2021 antara lain kompetisi strategis antara ASEAN dan Cina, adanya kepentingan dari kekuatan menengah, eksploitasi sumber daya yang konsisten, maupun peningkatan kerugian ekonomi," ujar Asyura Salleh dalam diskusi "Outlook for ASEAN in 2021", Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan Brunei diharapkan membina kerja sama keamanan maritim untuk mengadopsi pendekatan yang tegas dan seimbang untuk menyimpulkan kode etik sambil menyambut keterlibatan eksternal.
"Untuk mengatasi meningkatnya ancaman keamanan non-tradisional, yang juga perlu dikenali dengan lebih baik," kata dia.
Kemudian, lanjut dia, untuk mengeksploitasi kesediaan seputar berbagi informasi untuk meningkatkan koordinasi regional dan kesadaran domain maritim.
Ia mengatakan adanya peningkatan kejahatan maritim dengan memanfaatkan celah dalam penegakan hukum maritim.
"Lanskap keamanan maritim tumbuh lebih kompleks dengan banyaknya persaingan kepentingan dan aktor keamanan maritim," kata Asyura Salleh.
Selain itu ia mengatakan Brunei Darussalam yang menjadi Ketua ASEAN untuk tahun 2021 ini harus fokus pada pemulihan dan stabilitas jangka panjang.
"Berusaha mewujudkan tujuan di bawah tema yang diusung Brunei yang menjadi ketua ASEAN 2021 setelah Vietnam. Negara tersebut mengangkat slogan "We Care, We Prepare, We Prosper", kata dia.
Berdasarkan slogan itu, Brunei diharapkan mengedepankan stabilitas, kepastian, dan membina kolektif untuk mengatasi pandemi.
"Kesejahteraan satu sama lain. Bersiap untuk peluang dan tantangan masa depan. Makmur bersama sebagai wilayah yang bersatu," ujar penasihat khusus untuk keamanan maritim di Dewan Yokosuka untuk Studi Asia-Pasifik itu.
Baca juga: Malaysia ucapkan selamat ke Brunei sebagai ketua ASEAN
Baca juga: Brunei diminta tinjau, perbarui Outlook ASEAN tentang Indo-Pasifik
Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Suharto
Copyright © ANTARA 2021