Menurut Finder.com pada tahun 2020, sekitar 53,12 persen generasi millennial berfokus pada resolusi yang berhubungan dengan keuangan untuk lebih memiliki kendali atas masa depan finansial mereka, sejalan dengan sebagian besar Gen Z yang sangat menghargai self-improvement.
"Resolusi keuangan yang baik membutuhkan tiga langkah utama, yakni melakukan financial check-up untuk memeriksa cash flow, hutang, dan aset yang kita miliki; mengidentifikasi prioritas serta tujuan seperti untuk liburan, membeli rumah atau kendaraan, dan seterusnya; dan yang terakhir barulah kita tentukan instrumen keuangan yang menyesuaikan dengan kondisi finansial dan prioritas sehingga mudah untuk dipantau dan dikelola," kata Metta Anggriani, Perencana Keuangan Tersertifikasi dan Founder Anggriani & Partners dalam siaran pers, Sabtu.
"Tiga langkah utama resolusi keuangan tersebut juga dapat membantu perencanaan finansial agar lebih siap pandemi."
Alasan lain dibutuhkan perencanaan keuangan yang lebih siap menghadapi pandemi alias "pandemic ready" adalah terjadinya perubahan pola pikir dan hidup masyarakat yang menimbulkan berbagai kebiasaan baru. Salah satunya yang paling menonjol adalah semakin bergantungnya masyarakat pada gadget untuk menunjang aktivitas sehari-hari, mulai dari bekerja, belajar, belanja, hingga hiburan.
Perusahaan riset pasar IDC, merilis laporan bahwa pada kuartal ketiga 2020 pertumbuhan penggunaan smartphone mencapai 49 persen dibandingkan kuartal sebelumnya, dan 21 persen dari periode yang sama tahun lalu. Selain itu, diprediksi penggunaan smartphone di Indonesia akan terus meningkat hingga mencapai 89,2 persen dari populasi Indonesia pada tahun 2025.
Hal ini sejalan dengan fenomena terkini di mana semakin banyak orang yang tak ragu lagi untuk membeli dan melengkapi dirinya dengan gadget yang lebih mutakhir, guna memastikan kelancaran work-from-home, school-from-home atau sekedar mendapatkan kualitas hiburan terbaik untuk mengusir rasa bosan selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Namun, frekuensi penggunaan gadget yang semakin tinggi tentunya dapat meningkatkan risiko terhadap gadget itu sendiri seperti terjadinya kerusakan, kehilangan, dan sebagainya.
Baca juga: Penyebab milenial susah memulai investasi
Baca juga: Kenapa harus memulai investasi sejak dini?
Setiap gadget memiliki potensi untuk mengalami kerusakan dan seringkali biaya reparasinya tidak murah. Apalagi bila mengalami kehilangan, sudah pasti menjadi beban biaya yang cukup mengganggu keuangan karena harus membeli yang baru.
"Kita bisa melihat dampak dan risiko yang sangat nyata akibat terjadinya pandemi. Tahun ini kita harus lebih berhati-hati. Oleh karena itu, satu hal yang tidak boleh terlupakan adalah memiliki perlindungan ekstra seperti asuransi karena penyakit, musibah dan bencana bisa terjadi kapan saja dan dapat mengganggu cash flow," kata Metta Anggriani.
Salah satu produk asuransi yang tidak diketahui orang banyak adalah perlindungan terhadap gadget.
"Manfaat perlindungan gadget yang ditawarkan oleh masing-masing penyedia asuransi berbeda-beda. Tapi biasanya, manfaat paling umum adalah perlindungan terhadap risiko kerusakan accidental yang bersifat fisik seperti retak pada layar smartphone, kerusakan akibat terkena cairan, dan melindungi gadget dari pencurian," kata Mariani Solihah, Head of Partnership Affinity, PT Asuransi Allianz Utama Indonesia.
Selain menyesuaikan diri dengan perubahan perilaku dan kebutuhan di masa pandemi, perencanaan keuangan di tahun 2021 harus disiapkan juga untuk mengantisipasi tantangan lainnya. Salah satunya adalah risiko banjir yang seringkali terjadi di awal tahun. Ini sangatlah penting mengingat Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) pernah memperkirakan nilai kerugian klaim musibah banjir pada properti dan kendaraan bisa mencapai Rp1,1555 triliun.
Melihat betapa pentingnya hal tersebut dan besaran risiko kerugiannya, beberapa tips sederhana dari Mariani Solihah untuk memilih asuransi properti dan kendaraan, antara lain:
1. Pilih sesuai kebutuhan
Sebagai pemilik properti atau kendaraan kita harus mengetahui terlebih dahulu aspek apa saja yang perlu kita lindungi. Selain itu, kita juga harus menetapkan anggaran yang dimiliki sesuai dengan kemampuan. Apabila sudah mengetahui apa saja yang ingin dilindungi dan berapa biaya yang sanggup dibayarkan, pelanggan dianjurkan untuk mencari informasi asuransi sebanyak-banyaknya dan memilih yang paling mendekati kebutuhan.
2. Memilih perusahaan terpercaya
Saat ini jumlah perusahaan asuransi semakin banyak. Namun, pastikan untuk memilih asuransi yang sudah diakui lembaga resmi dalam mengontrol dan mengawasi industri jasa keuangan di Indonesia, yakni Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
3. Mengetahui kejelasan polis dengan baik
Pengguna asuransi cenderung tidak membaca polis dengan benar. Padahal, dalam polis terdapat penjelasan terperinci mengenai apa saja yang dapat diklaim atau tidak. Selain itu, jangan ragu untuk bertanya apabila ada sesuatu yang kurang jelas sehingga tidak mengalami penolakan pada saat pengajuan klaim.
4. Memberikan akses pelayanan yang lengkap
Saat memilih produk asuransi properti maupun kendaraan, pastikan sudah dilengkapi dengan kemudahan sistem yang terintegrasi dengan teknologi. Dengan begitu, pelanggan dapat merasakan kemudahan klaim via aplikasi atau platform digital lainnya. Penting juga untuk memilih perusahaan asuransi yang memiliki akses mudah dihubungi saat terjadi keadaan darurat, seperti memiliki call center 24 jam. Untuk asuransi kendaraan, lebih baik lagi jika memilih perusahaan asuransi yang memiliki jaringan bengkel bersertifikat yang luas.
Baca juga: Cara tingkatkan kesehatan finansial selama pandemi
Baca juga: Tips keuangan pekerja muda, boleh beli gadget pendorong produktivitas
Baca juga: Melek keuangan digital buat milenial bijak atur uang
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021