Perusahaan Beximco Pharmaceuticals Ltd Bangladesh mengatakan pada Kamis bahwa Institut Serum India (SII) telah menunda pasokan pertama vaksin COVID-19 untuk penjualan pribadi, alih-alih memprioritaskan kampanye imunisasi pemerintah.
Beximco adalah distributor eksklusif di Bangladesh atas vaksin yang dikembangkan Universitas Oxford dan AstraZeneca di Bangladesh yang mengatakan bahwa SII, produsen vaksin terbesar di dunia, memproduksi dalam jumlah besar untuk negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Perusahaan Bangladesh itu menerima lima juta dosis minggu lalu, dari 30 juta yang dipesannya dari SII untuk program imunisasi Bangladesh yang dimulai minggu depan.
Beximco secara terpisah memesan satu juta dosis untuk dijual di pasar swasta, dengan harapan untuk mulai memasarkannya bulan ini.
"Namun, perusahaan sekarang telah diberitahu oleh SII bahwa cicilan pertama (500.000 dosis) dari pasokan ini akan ditunda menyusul prioritas pada penyediaan dosis vaksin untuk program vaksinasi massal pemerintah dan inisiatif COVAX yang dipimpin WHO atas penggunaan pembayaran pribadi,” kata Beximco dalam dokumen pengajuan perizinina.
"Masih belum jelas berapa lama penundaan ini akan berlangsung."
Kepala operasional Beximco mengatakan kepada Reuters bulan lalu bahwa perusahaan dapat membeli hingga tiga juta dosis vaksin dari SII dengan harga masing-masing sekitar 8 dolar AS untuk dijual di pasar swasta.
Harganya sekitar dua kali lipat dari 4 dolar AS per dosis yang disetujui Beximco untuk program pemerintah.
AstraZeneca telah terlibat dalam perselisihan di Eropa setelah mengatakan akan menghentikan pasokan vaksinnya di sana pada kuartal pertama.
WHO telah menyerukan agar vaksin harus dibagikan secara adil dan mendesak negara-negara agar tidak berdesak-desakan untuk pengiriman.
Baca juga: India kirim vaksin AstraZeneca gratis ke Sri Lanka untuk inokulasi
Baca juga: Nepal mulai laksanakan vaksinasi COVID-19 atas sumbangan India
Sumber: Reuters
Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Suharto
Copyright © ANTARA 2021