"Makanan pedas terutama dari cabai itu mengandung senyawa yang bernama capcaisin. Sebetulnya tidak ada hubungan secara langsung kalau ibunya makan pedas, berarti anaknya juga akan merasakan pedas dan jadi diare," ujar di sela peluncuran dan bincang daring Buku "Mommyclopedia 456 ASI dan Menyusui" miliknya, Sabtu.
Walau begitu, menurut Meta ada beberapa bayi yang memiliki saluran pencernaan sensitif terhadap senyawa capcaisin, sehingga bisa saja saat ibunya makan hidangan pedas anaknya menjadi diare.
"Tetapi tidak semua. Kalau ingin mencoba makanan pedas, cobain saja dulu. Kalau bayinya baik-baik saja artinya enggak masalah, silahkan dilanjutkan," kata dia.
Kemudian, mengenai pendapat suhu makanan yang dikonsumsi ibu bisa mempengaruhi suhu ASI juga dibantah Meta. Dia mengatakan, berapapun suhu makanan yang ibu konsumsi, ASI yang dia hasilkan tetap dalam suhu tubuh.
"Mengenai suhu makanan, dingin atau suam-suam kuku, yang akan dikeluarkan dari dalam tubuh ASI selalu dalam suhu tubuh. Jadi tidak berefek misalnya ibunya minum es, ASI keluar suhunya dingin dan sebaliknya," tutur Meta.
Dia mengingatkan, saat ini banyak mitos bertebaran baik itu di media sosial ataupun omongan orang-orang yang terkadang membuat ibu bingung. Agar tak terjebak pada mitos, sebaiknya ibu memperkaya diri dengan informasi dari sumber terpercaya.
Baca juga: Mitos seputar menyusui dan MPASI
Baca juga: ASI ibu tak cukup penuhi kebutuhan bayi hanyalah mitos
Baca juga: Ibu positif COVID-19 bisa tetap menyusui secara aman
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021