Ketua Komisi IV DPR RI Sudin mengingatkan pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) terkait potensi tingginya biaya logistik untuk mengangkut dan mendistribusikan hasil panen dari program lumbung pangan atau food estate di Kalimantan Tengah (Kalteng).Jangan sampai biaya angkutnya memakan harganya lebih dari 25 persen. Kalau bicara 10 persen masih wajar
Seperti diketahui proyek food estate yang dicanangkan pemerintah sejak tahun lalu untuk mengantisipasi krisis pangan yang diperingatkan FAO, itu akan digarap di lahan seluas 62.750 hektare. Namun pada tahap awal, pengembangan food estate difokuskan seluas 30.000 hektare pada tahun ini di Kabupaten Pulang Pisau dan Kabupaten Kapuas.
Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Kementan, Sudin mengatakan biaya transportasi untuk mengangkut gabah dari Kalimantan ke Pulau Jawa harus diperhitungkan.
Baca juga: Kementerian Pertanian evaluasi perkembangan Food Estate Kalteng
"Misalnya kalau Kalteng produksinya melimpah, sukses 1 hektare 5 ton, berapa juta ton gabah padi mau dibawa. Berapa ongkos angkutnya dari lokasi ke pelabuhan, ke Jawa, karena umumnya pangsa terbesar pangan adalah Pulau Jawa," kata Sudin dalam RDP yang digelar Komisi IV DPR di Jakarta, Senin.
Berbeda dengan proyek lumbung pangan di Humbang Hasundutan, produksi hasil panen itu dapat didistribusikan ke kota sekitar, seperti Aceh, Medan, dan Padang, karena lokasi yang lebih dekat.
Menurut Sudin, biaya logistik untuk distribusi gabah dari Kalimantan Tengah tidak boleh lebih dari 25 persen, karena akan membuat harga berasnya menjadi mahal.
Baca juga: Siap panen di Food Estate, Kementan sebut produksi capai 6 ton per ha
"Jangan sampai biaya angkutnya memakan harganya lebih dari 25 persen. Kalau bicara 10 persen masih wajar," kata Sudin.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan program food estate menjadi salah satu kegiatan priorirtas Kementan dalam rangka mewujudkan program ketersediaan, akses dan konsumsi pangan berkualitas.
"Peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai, serta pangan lokal termasuk mendukung food estate dengan target volume kegiatan untuk produksi padi seluas 2 juta hektare, jagung 1 juta hektare, kedelai 200 ribu hektare, dan pangan lokal 26.100 hektare," kata Mentan Syahrul.
Baca juga: Kementan sebut food estate Pulang Pisau panen raya bulan Februari
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021