Program Bangkit merupakan salah satu model pembelajaran Kampus Merdeka yang dirancang melalui kolaborasi Google sebagai pelaku teknologi global.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud menggandeng sejumlah mitra seperti Google, Gojek, Tokopedia, Traveloka, dan mitra perguruan tinggi dalam mengembangkan talenta digital melalui Program Bangkit.
“Tahun ini, disamping kurikulum machine learning, Bangkit menawarkan dua topik pembelajaran lain agar mahasiswa siap untuk berkarier di bidang teknologi, yaitu pemrograman dengan pengembangan Android dan dasar-dasar Cloud dengan fokus pada Google Cloud Platform,” ujar Dirjen Dikti Kemendikbud Prof Nizam, dalam pembukaan Bangkit 2021 yang dipantau secara daring di Jakarta, Senin.
Pada setiap jalur pembelajaran, peserta belajar tentang keterampilan penting yang berguna untuk mengembangkan karir masa depan mereka, seperti design thinking, kepemimpinan, komunikasi, entrepreneurship dan keterampilan presentasi.
Baca juga: 3.000 mahasiswa bakal ikuti Program Bangkit 2021 Kemendikbud
“Program Bangkit merupakan salah satu model pembelajaran Kampus Merdeka yang dirancang melalui kolaborasi Google sebagai pelaku teknologi global, unicorn dan decacorn dalam negeri bersama perguruan tinggi,” tambah dia.
Program itu juga bekerja sama dengan Universitas Stanford melalui program University Innovation Fellow. Peserta-peserta terbaik nantinya berkesempatan untuk mengikuti program internship dari Stanford University.
Nizam menjelaskan, menurut para analis, teknologi kecerdasan buatan berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan nilai hingga 360 miliar dolar AS dalam 10 tahun ke depan.
Baca juga: Digitalisasi bantu dorong program "Merdeka Belajar" siswa dan guru
“Oleh karena itu, kita harus menyiapkan talenta teknologi kecerdasan buatan (AI), yang akan menjadi pemimpin AI tidak hanya di Indonesia bahkan di Asia Tenggara. Saya berharap Program Bangkit dapat melahirkan para pemimpin teknologi di Indonesia yang membawa akselerasi ekonomi digital di Tanah Air,” terang dia.
Para mahasiswa akan didampingi oleh dari industri dan perguruan tinggi. Di akhir semester, akan dipilih lima belas tim proyek akhir untuk pengembangan lebih lanjut termasuk hibah inkubasi dan dukungan dari perguruan tinggi mitra Bangkit.
Peserta yang menyelesaikan program itu akan mendapatkan hingga 20 SKS per semester dari perguruan tingginya.Selain itu, setelah menyelesaikan program, peserta akan diundang ke virtual career fair, yang mana mereka akan mendapatkan akses ke peluang kerja eksklusif di perusahaan terkemuka di Indonesia.
Pada 2020 program tersebut dimulai diikuti sebanyak 300 peserta. Pada 2021 meningkat menjadi 3.000 peserta. Para peserta merupakan hasil seleksi dari sekitar 40.000 pendaftar.
Baca juga: Mendikbud: Prioritas Merdeka Belajar 2021 pada pembiayaan pendidikan
Pewarta: Indriani
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2021