• Beranda
  • Berita
  • Pertimbangkan situasi, Menlu RI tahan rencana kunjungan ke Myanmar

Pertimbangkan situasi, Menlu RI tahan rencana kunjungan ke Myanmar

24 Februari 2021 11:08 WIB
Pertimbangkan situasi, Menlu RI tahan rencana kunjungan ke Myanmar
Tangkapan layar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Teuku Faizasyah, dalam gelaran taklimat pers dari Jakarta, Rabu (24/2/2020). (ANTARA/Aria Cindyara)

Sekarang adalah kesempatan untuk Menlu (Retno Marsudi) menyamakan persepsi dan mengumpulkan pandangan dari para menlu ASEAN lainnya, sebelum satu pertemuan khusus para menlu ASEAN dapat dilaksanakan

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menahan rencana kunjungan ke Myanmar, usai mempertimbangkan situasi saat ini di negara tersebut serta berkonsultasi dengan sejumlah negara ASEAN lainnya.

Dalam taklimat pers yang digelar Rabu pagi dari Jakarta, Juru Bicara Kemlu RI Teuku Faizasyah mengatakan bahwa Menlu membuka opsi melakukan kunjungan ke Napyidaw, Myanmar, guna mencari solusi di tingkat kawasan, dalam konteks ini yakni ASEAN.

“Rencana ini disusun dengan terus mempertimbangkan perkembangan situasi di Myanmar, dengan melihat berbagai perkembangan yang ada saat ini, dan setelah berkonsultasi dengan sejumlah negara ASEAN lainnya, saat ini bukan merupakan waktu yang tepat untuk melakukan kunjungan ke Myanmar,” papar Faizasyah terkait kabar yang beredar tentang rencana kunjungan Menlu ke negara tersebut.

Baca juga: KBRI Yangon didemo, Indonesia bantah dukung pemilu baru di Myanmar
Baca juga: Sekjen PBB Guterres minta militer Myanmar "Hentikan penindasan"

Dia pun menekankan komitmen Indonesia untuk memberikan kontribusi serta berkomunikasi dengan semua pihak lain yang terlibat.

Selain itu, Indonesia juga akan terus melakukan konsultasi dengan negara-negara ASEAN lainnya mengenai setiap perkembangan yang ada terkait Myanmar.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, sejak konflik politik kembali mencuat di Myanmar, Indonesia telah menyampaikan keprihatinan dan mengimbau penyelesaian krisis dengan menerapkan prinsip-prinsip yang terkandung dalam Piagam ASEAN, antara lain komitmen pada hukum, pemerintahan yang baik, prinsip-prinsip demokrasi, dan pemerintahan yang konstitusional.

“Indonesia mendesak semua pihak di Myanmar untuk menahan diri dan mengedepankan pendekatan dialog dalam mencari jalan keluar dari berbagai tantangan dan permasalahan yang ada sehingga tidak semakin memperburuk situasi di Myanmar,” tutur Faizasyah pada Selasa (23/2), menegaskan.

Indonesia juga menggarisbawahi bahwa perselisihan terkait hasil pemilihan umum, kiranya dapat diselesaikan dengan mekanisme hukum yang tersedia.

Faizasyah juga menjelaskan bahwa Menlu Retno melakukan diplomasi ulang alik atau shuttle diplomacy dengan mitra-mitranya yang tergabung dalam ASEAN, guna berkonsultasi tentang penyelesaian isu politik Myanmar.

“Sekarang adalah kesempatan untuk Menlu (Retno Marsudi) menyamakan persepsi dan mengumpulkan pandangan dari para menlu ASEAN lainnya, sebelum satu pertemuan khusus para menlu ASEAN dapat dilaksanakan,” kata Faizasyah.

Konsultasi itu juga dilakukan untuk mengumpulkan posisi-posisi yang paling dapat dilaksanakan sebagai bagian dari solusi permasalahan politik Myanmar, yang didorong oleh ASEAN.

Baca juga: Lakukan "shuttle diplomacy", Menlu RI bahas isu Myanmar dengan ASEAN
Baca juga: Menlu G7 kutuk kekerasan terhadap pengunjuk rasa Myanmar

Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021