Dari 26 organisasi olahraga yang disurvei oleh Yomiuri Shinbun, 80 persen mengatakan khawatir terutama pada kompetisi pemanasan di luar negeri, sebagaimana dilaporkan Reuters, Rabu.
Jajak pendapat yang dirilis enam bulan sebelum Paralimpiade ini diprediksi akan meningkatkan kekhawatiran penggemar, ditambah adanya desakan pihak oposisi yang semakin menguat untuk membatalkan Olimpiade Tokyo tahun ini.
Baca juga: Survei: Mayoritas warga Jepang masih menentang Olimpiade Tokyo
Jajak pendapat serupa dilakukan saluran televisi publik NHK, menemukan 66 persen responden khawatir bahwa mengumpulkan banyak orang secara bersamaan akan menyebarkan virus corona.
"Akan sangat menegangkan untuk mengadakan acara seperti ini sambil berkonsentrasi pada tindakan pencegahan," kata beberapa kelompok seperti dikutip.
Ditanya oleh NHK tindakan apa yang penting sebagai tuan rumah Olimpiade, 80 persen mengatakan penurunan jumlah pasien virus corona di dalam negeri, sementara 76 persen mengatakan tindakan pencegahan seperti vaksin.
Baca juga: Hashimoto berjanji kembalikan kepercayaan terhadap Tokyo 2020
Olimpiade Tokyo menghadapi sejumlah rintangan yang tidak biasa, termasuk pengunduran diri ketua komite perencanaan Yoshiro Mori bulan ini karena melontarkan komentar seksis.
Penggantinya adalah mantan atlet Jepang yang kini menjadi politisi Seiko Hashimoto. Ia telah berkompetisi di tujuh Olimpiade musim panas dan dingin sebagai pebalap sepeda dan skater.
Olimpiade akan berlangsung pada 23 Juli - 8 Agustus dan Paralimpiade pada 24 Agustus - 5 September.
Baca juga: Inggris pastikan jagoan atletiknya siap tanding di Tokyo
Baca juga: Atlet Rusia akan pakai akronim ROC di Olimpiade Tokyo
Baca juga: Panduan baru Olimpiade larang atlet berpelukan atau lakukan tos
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2021