• Beranda
  • Berita
  • Batu Basiha, keunikan alam akibat letusan Gunung Toba

Batu Basiha, keunikan alam akibat letusan Gunung Toba

27 Februari 2021 17:13 WIB
Batu Basiha, keunikan alam akibat letusan Gunung Toba
Geosite Batu Basiha di Desa Aek Bolon, Balige, Kabupaten Toba, Provinsi Sumatera Utara. ANTARA/Donny Aditra.

sesuai dengan penelitian ini letusan dari Gunung Toba

Pemerintah Kabupaten Toba Provinsi Sumatera Utara akan mengembangkan Geosite Batu Basiha dan kawasan sekitarnya menjadi lokasi ekowisata dan agrowisata dalam upaya menarik lebih banyak wisatawan.
 
Geosite Batu Basiha yang berada di Desa Aek Bolon, Balige, Kabupaten Toba ini merupakan satu di antara 16 geosite yang telah diakui Dewan Eksekutif United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) pada 7 Juli 2020 menjadi anggota UNESCO Global Geopark.
 
“Di sana ada sawah, ada juga kehidupan sehari-hari masyarakat. Jadi, ini akan digabungkan dengan agrowisata maupun ekowisata yang ada di sana," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Toba Jhon Piter Silalahi di Medan, Sabtu.

Baca juga: Bukit Singgolom sajikan panorama eksotik Danau Toba
 
Geosite Batu Basiha merupakan salah satu situs peninggalan sejarah yang terbentuk dari pecahan batu akibat letusan Gunung Api Toba pada ratusan tahun lalu.
 
Tokoh Adat Desa Aek Bolon Timbul Napitupulu mengatakan nama Batu Basiha diambil dari bahasa batak yaitu Batu Sian Hau yang artinya batu dari kayu.
 
Berdasarkan mitologi masyarakat, Batu Basiha terbentuk dari tumpukan kayu yang rencananya untuk membangun sebuah rumah adat batak oleh nenek moyangnya yaitu oppung Manggak Napitupulu, namun setelah tersambar petir tumpukan kayu tersebut berubah menjadi batu.

Baca juga: Hello Toba, kumpulan pegiat ekonomi kreatif kawasan Danau Toba
 
Sebelum disambar petir, sosok seekor harimau juga sempat mengingatkan agar nenek moyang tidak membuat rumah adat di tempat tersebut, sehingga mengurungkan niat untuk membangunnya.
 
Sementara itu Kepala Desa Aek Bolon Dapot Simanjuntak menyebutkan sebagian banyak masyarakat memang masih meyakini mitos tersebut sebagai sebuah peringatan untuk menjaga alam dan tidak merusak lingkungan.

Baca juga: Menparekraf apresiasi penerapan prokes di Desa Wisata Penglipuran Bali
 
Pihaknya bersama pemerintah kabupaten juga telah membangun jalan setapak menuju kawasan Geosite Batu Basiha, sehingga semakin menarik wisatawan untuk datang melihat warisan geologi tersebut.
 
"Dulu ceritanya ini memang dari mitos tapi sesuai dengan penelitian ini letusan dari Gunung Toba karena itu ke depannya ini mau dikembangkan jadi daerah wisata aek bolon ini," katanya.
#GernasBBI
 
 
 

Pewarta: Nur Aprilliana Br. Sitorus
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021