The Quacquarelli Symonds World University Ranking (QS WUR) 2021 menobatkan Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI) sebagai fakultas hukum terbaik di Indonesia.
“Kita perlu bersyukur atas pencapaian angka tersebut, karena tentu atas ikhtiar dan kontribusi semua anggota keluarga besar FHUI mendapatkan apresiasi penilaian tersebut,” kata Dekan FHUI, Dr Edmon Makarim SKom SH LLM, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin.
FHUI dikategorikan dalam peringkat 151-200 dalam pemeringkatan universitas dunia by Subject dalam bidang studi law and legal studies di tahun 2021. Disusul oleh Fakultas Hukum Universitas Airlangga dan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada yang masing-masing berada di peringkat 251-300.
Baca juga: 12 bidang studi UI masuk ranking dunia
Dekan FHUI mengajak untuk tetap mawas diri, rendah hati dan tidak cepat berpuas diri. Pihaknya mengajak berkontemplasi untuk mengkalibrasi kembali semangat FHUI.
“Sesungguhnya hakikat kebanggaan dan kebahagiaan Fakultas dan alumninya adalah kepada fungsi dan peran dalam memberikan manfaat dan kontribusi kepada bangsa dan negara. Tidak lain, angka yang disematkan tersebut selayaknya merupakan amanah bagi kita semua untuk dapat mengambil hikmah dan lebih bersemangat dalam menyongsong 100 tahun FHUI,” harap dia.
Dia menjelaskan tantangan ke depan, masih panjang dalam perjuangan untuk pembangunan sistem hukum dan keadilan bagi masyarakat, terlebih untuk membangun, melindungi, mencerdaskan dan mensejahterakan bangsa Indonesia.
QS WUR sendiri merupakan satu-satunya pemeringkatan internasional yang diakui oleh International Ranking Expert Group (IREG) dan dianggap sebagai satu dari tiga pemeringkatan universitas yang paling berpengaruh di dunia; bersama dengan Times Higher Education World University Rankings dan Academic Ranking of World Universities.
Baca juga: UI hasilkan berbagai produk inovasi selama pandemi COVID-19
Bekerjasama dengan Elsevier, QS WUR sudah dapat mencakup pemeringkatan secara keseluruhan dan yang juga difokuskan pada bidang studi setiap universitas dalam skala global. Adapun The QS WUR by Subject 2021 mencakup total 51 disiplin ilmu, yang dikelompokkan ke dalam lima rumpun ilmu. Pemeringkatan ini dirilis oleh QS untuk membantu masyarakat mengenali universitas terkemuka pada rumpun ilmu dan/atau bidang ilmu tertentu.
Terdapat empat indikator penilaian yang dilakukan oleh QS atas peringkat yang diperoleh FHUI, yakni reputasi akademik, reputasi pekerja, pengutipan penelitian, dan H-index, yang berarti reputasi FHUI, lulusannya, dan riset yang dihasilkan diakui secara global.
Ketua Umum ILUNI UI yang juga merupakan seorang lulusan FHUI, Andre Rahadian, mengatakan pihaknya bersama dengan seluruh ILUNI Fakultas akan terus mendorong terjadinya sinergi antara fakultas dan alumni-alumninya.
Baca juga: Pusat Kajian Gizi Regional UI rekomendasi panduan gizi seimbang
“Kami ucapkan selamat atas pencapaian ini. Alumni UI tersebar di berbagai bidang baik swasta maupun pemerintah sampai lembaga Internasional, hal ini tentunya harus dimanfaatkan untuk berkembangnya pengajaran di Universitas apalagi dengan adanya program Kampus Merdeka, peran alumni akan menjadi lebih besar antara lain untuk memberikan kesempatan magang kepada mahasiswa dari berbagai fakultas di UI,” kata Andre.
Survei global QS terhadap dua indikator pertama dilakukan kepada akademisi dan pemberi kerja untuk menilai reputasi internasional institusi di setiap bidang studi. Dua indikator lainnya menilai dampak dari penelitian yang dihasilkan berdasarkan jumlah sitasi per tulisan dan ’H-index’ yang mengukur produktivitas dan dampak penelitian akademisi yang sudah dipublikasikan. Data ini diambil dari basis data Scopus Elsevier, yang merupakan basis data sitasi penelitian terlengkap di dunia.
Selain bidang studi law and legal studies, terdapat 11 bidang studi lainnya di Universitas Indonesia (UI) yang berhasil masuk dalam jajaran pemeringkatan dunia versi QS WUR. QS WUR juga menempatkan UI sebagai perguruan tinggi terbaik di Indonesia dalam bidang studi Medicine, Politics, dan Modern Languages.***3***
Baca juga: Akademisi UI: "Keletihan Sosial" membuat masyarakat kurang responsif
Baca juga: Ekonom UI sebut ada bias implisit terhadap masyarakat adat
Pewarta: Indriani
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021