"Saya mengajak masyarakat, kalau memang punya budget, segera pasangi TV dengan penerima digital karena sayang sekali jika lembaga penyiaran sudah menayangkan acara bagus kalau masih nonton analog," kata Ramli dalam webinar Membangun Ekosistem Penyiaran Televisi Digital, Rabu.
Baca juga: Kominfo optimistis ASO beres dalam dua tahun
Ramli mengingatkan lagi untuk masyarakat agar tidak khawatir mengenai biaya, sebab meski penyiaran bermigrasi dari analog ke digital, tontonan tetap tidak berbayar seperti pada TV analog. Dia mengatakan, Indonesia sudah terlambat dibandingkan negara-negara lain sehingga ia berharap semua pihak bekerjasama untuk melancarkan proses migrasi ini.
Menurut Ramli, Indonesia sudah lama "tersandera" di sistem analog karena negara-negara lainnya sudah bergerak ke arah digital. Migrasi siaran televisi analog ke digital akan akan menghadirkan siaran televisi yang bersih gambarnya, jernih suaranya dan canggih teknologinya.
"Sekarang lembaga penyiaran mulai terdisrupsi, terkompetisi sama OTT, kalau dibiarkan terus lama-lama semakin berat," kata Ramli, menambahkan dukungan masyarakat untuk beralih ke digital sekaligus mengukuhkan peran melawan disrupsi.
Selain itu, bila analog sudah migrasi ke digital, ruang kosong di sumber daya frekuensi 700 MHz yang dipakai tv analog bisa dimanfaatkan untuk pengembangan teknologi 5G.
Dia mengatakan, bila internet broadband tumbuh 10 persen, akan ada dampak 1,25 persen untuk pertumbuhan ekonomi. Berkaca dari kondisi pandemi saat ini, meski banyak kegiatan yang terhenti, tapi perdagangan daring tetap berjalan berkat kehadiran internet.
Selain itu, semakin baiknya jaringan internet juga membuka lapangan pekerjaan bagi sebagian orang di situasi saat ini, seperti bergabung dalam layanan ojek daring. "Kalau masih 2G, 3G, enggak mungkin bisa menfasilitasi."
Baca juga: Kominfo buka seleksi penyelenggara multipleksing
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021