"Tadi malam air baru naik, bagian dalam rumah sudah setinggi dada orang dewasa. Banyak rumah terendam. Padahal, kemarin air belum tinggi," tutur salah seorang pengungsi, Saruddin, warga Blok 10 Antang di lokasi pengungsian, Kamis.
Ia menuturkan ketinggian air di rumah yang berada di Jalan Kecaping, Blok 10 Perumnas Antang, di atas 60 centimeter. Sehingga, beberapa warga harus mengungsi ke tempat aman, di antaranya di masjid setempat.
"Sudah banyak warga dievakuasi tim penyelamat karena rumahnya terendam, bahkan ketinggian air sudah sampai atap rumah. Saat ini warga masih menunggu bantuan," tuturnya.
Baca juga: BPBD Makassar: 500 rumah terendam di Perumnas Antang
Baca juga: SAR gabungan evakuasi warga Makassar yang terjebak banjir
Salah satu pengungsi lainnya, Suhada di pengungsian di Masjid Darul Muttaqin, RT/RW 004/008, Blok 8 Perumnas Antang, mengatakan sudah tiga kali kejadian banjir di lokasi setempat dari tahun 2020 hingga awal tahun 2021. Pihaknya berharap, agar pemerintah kota memberikan bantuan peralatan saat terjadi banjir termasuk perahu karet.
"Ini sudah ketiga kali, air naik. Ketinggian air sampai 60 centimeter. Memang di daerah ini rawan banjir. Untuk itu, kita beharap pemerintah menyumbangkan peralatan serta perahu karet, sebagai barang inventaris warga serta langkah antisipasi dini bagi warga," tutur pensiunan TNI itu.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar, Muhammad Rusli di lokasi pengungsian, menyatakan sudah ada ratusan warga yang mengungsi pada dua lokasi tersebut, Blok 8 dan Blok 10 Perumnas Antang.
"Data sementara ada 284 jiwa, dengan total 60 Kepala Keluarga. Daerah ini memang menjadi langganan banjir tiap tahun," ujarnya.
Saat ini tim BPBD bersama Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan telah turun ke lokasi pengungsian warga untuk memberikan bantuan. Sedangkan tim BPBD Makassar telah menerjunkan 60 orang personil dilengkapi peralatan serta enam perahu karet.
Selain itu, Rusli juga menyebut debit air yang naik ke permukaan hingga meluber ke rumah warga setempat di Antang, terjadi sekitar pukul 22.00 WITA, malam tadi. Kendati demikian, sejauh ini dari pengamatan debit air sudah mulai surut hingga 30 centimeter.
Menurut dia, salah satu faktor terjadinya banjir tersebut, karena intensitas hujan sedang dan lebat mengguyur Kota Makassar dan sekitarnya selama dua hari, membuat debit air meningkat ditambah terjadi air pasang di muara laut membuat arus keluar terhambat.
Tidak hanya di Antang, kata dia, dampak banjir juga terjadi di lima titik pemukiman warga yang tersebar di enam kecamatan. Namun, terparah berada di Kecamatan Manggala dan Biringkanaya.
"Ada enam kecamatan yang rawan banjir, masing-masing di Kecamatan Manggala, Paccerakkang, Rappocini, Tamalanrea, Tamalate dan Tallo," ujar Rusli.
Kendati demikian, pihaknya membantah bahwa air tersebut merupakan kiriman dari Kabupaten Gowa, tapi karena debit air hujan cukup tinggi selama dua hari kemarin.*
Baca juga: Dampak banjir Makassar 3.143 warga mengungsi
Baca juga: Cuaca ekstrem, ratusan rumah di Makassar direndam banjir
Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021