Ketua Pusat Pemeringkatan UB Adharul Muttaqin, S.T., M.T., dalam rilis yang diterima di Malang, Kamis, mengemukakan ada lima pilar yang mempengaruhi pemeringkatan tersebut, yaitu Citations, Industry Income, International Outlook, Teaching, dan Research.
Industrial Income merupakan jumlah dana yang telah diterima UB terkait dengan penelitian dan hilirisasi yang sudah dilakukan.
International Oulook adalah perspektif Internasional dalam memandang kualitas dan mutu UB. Kualitas dan mutu ini dilihat dari dosen, kolaborasi atau kerja sama internasional, publikasi, dan ketertarikan mahasiswa internasional untuk belajar di UB.
Baca juga: Lima karya inovator UB masuk Program Inovasi Indonesia 2020
Baca juga: Biskuit ulat karya mahasiswa Universitas Brawijaya bisa obati stunting
"Semakin banyak jejaring yang dibuat dengan partner internasional, membuat UB semakin dikenal, sehingga mereka akan tertarik untuk bekerja sama dengan UB,” katanya.
Adharul menambahkan upaya UB untuk lebih meningkatkan peringkat bukan hal yang mudah. Namun demikian, dosen Fakultas Teknik tersebut mengaku bersyukur UB dapat masuk ke dalam daftar Times Higher Education (THE). "Tentunya bisa menjadi bekal kita untuk semangat dan terus percaya diri," tuturnya.
Adharul menyampaikan UB ke depan akan seoptimal mungkin melakukan langkah strategis berbasis data untuk meningkatkan capaian skor pada setiap pilar. Salah satunya adalah pilar teaching yang di dalamnya ada rasio dosen dan mahasiswa serta rasio lulusan doktor dibanding lulusan sarjana.
"Semoga kita dapat sebaik mungkin memanfaatkan jumlah mahasiswa yang besar ini untuk menghasilkan produktivitas publikasi dan inovasi yang besar pula ," katanya.
Sementara itu, dalam QS World Ranking by Subject edisi tahun 2021, UB masuk ranking pada dua subjek, yaitu bidang Agriculture and Forestry berada pada peringkat 301-350 dan Business and Management Studies pada peringkat 501-550.
Sebagai salah satu perguruan tinggi yang paling banyak menarik minat lulusan SLTA di tahun 2020 dan tahun 2021, capaian ini menunjukkan bagaimana UB dapat mempertahankan kualitas agar tetap dan terus sejajar dengan perguruan tinggi top di seluruh dunia.
"Masuknya dua bidang tersebut pada QS Ranking by Subject bisa kita lihat sebagai keterwakilan bidang science dan sosial humaniora. Saya kira itu cukup baik dan dapat mendorong bidang-bidang lain di UB untuk bisa masuk dan berperan menjadi bagian dari top university," kata Wakil Rektor Bidang Akadaemik UB Prof. Aulanni’am.
QS World University Ranking by Subject melakukan pemeringkatan perguruan tinggi berdasarkan indikator reputasi akademik, employer, sitasi per paper, dan h-indeks sesuai bidang ilmu (subject).
Reputasi akademik dan reputasi employer dinilai berdasarkan survei, sedangkan sitasi dan h-indeks diperoleh dari Scopus khusus pada jurnal-jurnal bereputasi berdasarkan data lima tahun terakhir.*
Baca juga: Riset UB: Pandemi perlambat pengiriman uang pekerja migran ke Malang
Baca juga: Mahasiswa Universitas Brawijaya raih gelar Puteri Kebudayaan 2020
Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021