"Apresiasi yang kami rasakan haru adalah kerja sama pemerintah dan perawat dalam tiga hari0o ke depan ada masyarakat penyintas COVID-19 yang meneraktir dan melayani perawat dimotori Wali Kota Bogor," katanya melalui sambungan telepon di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Menkes sampaikan duka cita atas wafatnya 275 perawat selama pandemi
Harif mengatakan peran perawat selama ini ada pada posisi garda terdepan dalam pemberian layanan kesehatan, bahkan tidak jarang perawat dituntut memiliki multitalenta dalam mengerjakan beban tugas dari profesi lain.
Contohnya pada pelayanan rumah sakit di ruang COVID-19, selain menjalankan tugas keperawatan, mereka juga melakukan monitoring perkembangan pasien dari sisi asupan gizi, gerak fisioteraphy dan pekerjaan lain di luar fungsi perawat.
Baca juga: PPNI soroti kesejahteraan dan pemerataan nakes di hari jadinya
"Ini jadi catatan penting, jangan perawat dianggap hanya pelengkap di dunia kesehatan. Yang didahulukan hanya dokternya dan rumah sakitnya," katanya.
Harif juga menyorot kebijakan pemerintah pada fasilitas perlindungan tenaga perawat melalui program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Baca juga: Perawat harus lebih cerdas dari virus agar tidak tertular
Manfaat finansial BPJS bagi perawat, kata Harif, hanya dihitung sebagai perawatan biasa (standar). "Padahal dalam 24 jam pelayanan dilakukan perawat. Tapi yang didapat perawat tidak seberapa. Ini salah satunya, dan masih banyak yang lain," kata Harif.
Kepada masyarakat, Harif berpesan bahwa apresiasi yang paling diharapkan di hari jadi PPNI ke-47 tahun bisa diwujudkan dalam bentuk mematuhi protokol kesehatan.
"Itu sangat membantu meringankan kerja kita di rumah sakit saat pandemi begini. Kita harus bergerak pada perubahan perilaku sehat. Masyarakat memilihnya berobat bukan melakukan pencegahan. katanya.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2021