"Kita bangun dengan rasa segar, bugar dan lebih sehat karena saat tidur-lah sistem imun bekerja secara optimal, bukan pada saat terjaga," kata dr. Andreas dalam peluncuran daring Antangin Good Night di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Durasi tidur optimal, risiko sakit pun rendah
Baca juga: Tidur 6-8 jam turunkan risiko sakit jantung
Dalam menjaga kesehatan, tidur tidak kalah penting dari asupan nutrisi yang seimbang dan rutinitas berolahraga.
Bahkan, kata Andreas, tanpa kualitas tidur yang baik, asupan nutrisi akan sia-sia karena metabolisme tubuh bisa terganggu. Selain itu, olahraga juga bisa memperburuk kesehatan.
Dikatakannya, untuk menjaga kesehatan, bukan hanya kualitas tidur saja yang penting, durasi tidur dan kontinuitas tidur juga penting.
"Durasi tidur penting, kontinuitas tidur penting, mimpi juga penting. Yang membuat kita bangun tidak segar adalah kualitas tidur yang buruk, bukan karena teringat mimpi," kata dia.
Namun, kata Andreas, seiring perkembangan zaman, terjadi pergeseran jam bekerja yang juga berdampak pada pergeseran jam tidur.
Baca juga: Tidur berkualitas tingkatkan kesehatan mental dan fisik
Baca juga: Kualitas tidur percepat pemulihan COVID-19
Semakin berkurangnya tidur, akan berakibat pada berkurangnya produktivitas, memburuknya kesehatan dan keselamatan.
"Begitu kesehatan tidur terganggu, bisa berdampak pada faktor psikologis, performa buruk, reaksi yang lamban, risiko depresi, cemas, tekanan darah tinggi, risiko penyakit jantung dan diabetes," katanya.
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021