Selama setahun bekerja menangani pandemi, Evy harus menumbuhkan semangat agar pasien tersebut dapat sembuh dan kembali pulang ke keluarganya.
Baca juga: Setahun COVID-19 dan perlindungan bagi tenaga kesehatan
“Dukanya untuk pasien banyak yang mengalami stres, sedih juga, ada juga yang berniat bunuh diri. Tetapi, bagaimana kita menyikapi, pendekatan dan menjadikan diri keluarga mereka untuk semangat sembuh,” ujar Evy dalam gelar wicara “Hari Perawat Nasional : Perawat Tangguh, Indonesia Bebas COVID-19” di Jakarta, Rabu.
Namun, tidak jarang juga Evy mendapat motivasi dan semangat dari para pasiennya yang berusaha tetap bahagia untuk sembuh. Dia juga mengingatkan untuk menjaga protokol kesehatan agar pasiennya tidak kembali lagi dirawat.
Selain itu, menjadi perawat di RS Darurat Wisma Atlet membuatnya mengenal banyak rekan sejawat dari seluruh Indonesia yang bergabung dalam penanganan pandemi.
Tak kalah menariknya, masa pandemi mengenalkannya bekerja bersama prajurit militer dalam penanganan wabah. Yang paling berkesan baginya adalah kedisiplinan dalam kerja.
Baca juga: PPNI soroti kesejahteraan dan pemerataan nakes di hari jadinya
Baca juga: PPNI terharu pada apresiasi penyintas COVID-19 di Bogor
Awalnya dia kaget karena prajurit militer disiplin dalam hal apapun, terlebih dalam waktu. Sehingga, perawat pun dilarang telat, bahkan 15 menit sebelum ke red zone sudah berkumpul untuk absen atau pembagian tugas.
"Mereka ke pasien sangat peduli walaupun tampang tentara sangar, tegas, tapi jika ke pasien sering melayani dan sama saja seperti perawat pada umumnya," ujar dia.
Mewakili para perawat, Evy berharap semoga para perawat tetap semangat tangguh dan melayani, tanpa mendapatkan stigma negatif dalam melayani pasien COVID-19.
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021