Pemilik UD Berkah Alam Lalu Thoriq di Kabupaten Lombok Barat, Jumat, mengatakan lima negara yang sudah menguji sampel kopi yang diminati, yakni Jerman, China, Belanda, Mesir, dan Arab Saudi.
Baca juga: Kopi Gayo diusulkan masuk bursa komoditi di New York AS
"Kalau sampel yang dikirim ke Jerman dan Guangzhou (China), sesuai permintaan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI), kalau ke Belanda, Mesir, dan Arab Saudi, saya pribadi yang mengirim sampel sesuai permintaan buyer (pembeli)," katanya.
Ia mengatakan ketertarikan Jerman dan China untuk mendatangkan kopi biji dari NTB, merupakan hasil dari promosi yang dilakukan oleh Bank Indonesia bersama KJRI.
Baca juga: Lima kecamatan di Rejang Lebong kembangkan tanaman kopi arabika
Bahkan, KJRI di Guangzhou akan memfasilitasi kopi NTB untuk dipromosikan dalam event pameran.
"Adanya minat dari negara-negara itu untuk membeli kopi NTB, juga tidak lepas dari keberhasilan mengekspor kopi ke Korea Selatan dan Kanada sebanyak 100 ton pada 2020," ujarnya.
Baca juga: Pakar: kopi sumsel harus mendunia dengan identitas sendiri
Untuk rencana pengiriman ke Belanda dalam bentuk kopi bubuk, Lalu Thoriq mengaku sedang mempersiapkan rencana pengiriman. Sebab, mitra di Negeri Kincir Angin tersebut sudah menawarkan ke sejumlah perusahaan kopi.
"Rencana mitra di Belanda itu ingin mendatangkan kopi NTB dalam bentuk bubuk, baik jenis robusta maupun arabika untuk memenuhi lima hingga enam perusahaan. Nanti pengirimannya digabung jadi satu biar volumenya banyak," ucap pria yang pernah menjadi tenaga kerja di Korea Selatan itu.
Sementara mitra di Arab Saudi, kata dia, masih dalam proses kurasi sampel. Ada 10 sampel yang dikurasi, salah satunya kopi asal NTB.
Sebanyak 10 sampel kopi dari 10 negara akan dikerucutkan menjadi empat yang terbaik. Jika, kopi NTB lolos kurasi, maka akan dipesan dalam bentuk kopi drip sachet.
"Rencana kalau kopi NTB lolos kurasi, maka siap dikirim sebanyak satu kontainer isi 20 feet untuk tahap awal," ucap Lalu Thoriq.
Ia menambahkan pembeli dari Mesir juga sudah melakukan uji sampel. Bahkan, mitra tersebut akan datang ke Lombok dalam waktu dekat untuk melihat secara langsung proses produksi dan pengolahan pascapanen.
"Jadi sudah mulai banyak yang surat elektronik dari perusahaan-perusahaan di Eropa, yang masuk ke email saya," katanya.
Meskipun belum ada kepastian ekspor, Lalu Thoriq mengaku sudah melakukan berbagai persiapan untuk mengantisipasi permintaan yang datang secara tiba-tiba.
Para pelaku usaha kopi kenalannya sudah dihubungi untuk menjalin kerja sama dalam pengadaan kopi, baik jenis robusta maupun arabika. Tidak hanya hasil produksi petani di Pulau Lombok, tapi juga dari Pulau Sumbawa.
"Untuk memenuhi permintaan, saya sudah siap dengan teman teman yang bergerak di bidang kopi. Saya akan gandeng mereka semua dan kalau kita kumpulkan bisa tembus 6.000 ribu ton dalam bentuk biji kopi mentah," tutur pria yang pernah menjadi pramuwisata khusus wisatawan Korea Selatan.
UD Berkah Alam juga sudah menjalin kemitraan dengan beberapa kelompok tani kopi di Kecamatan Sembalun Kabupaten Lombok Timur dan Kabupaten Lombok Utara serta pelaku usaha binaan Bank Indonesia di Pulau Sumbawa.
Pewarta: Awaludin
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2021