Format 3D tersebut dapat menampilkan sketsa pergerakan kendaraan yang dikemudikan pelaku hingga akhirnya menabrak korban menggunakan metode analisis kecelakaan lalu lintas atau Traffic Accident Analysis (TAA).
"Jadi nanti bisa dilihat, karena (olah TKP) kali ini bukan rekonstruksi tapi simulasi, jadi nanti dari hasil 3D itu kami lihat bagaimana gerakan dari kendaraan yang terlibat dalam kecelakaan lalu lintas tersebut," kata Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Pol Sambodo Purnomo Yogo saat ditemui usai meninjau proses olah TKP kasus tabrak lari di Jalan Kelapa Cengkir, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat.
Sketsa yang dihasilkan dari metode TAA itu akan dikombinasikan dengan alat bukti lainnya yang diperoleh dari TKP seperti rekaman kamera pengawas (CCTV) agar semakin menguatkan penggambaran proses tabrak lari tersebut.
"Jadi dengan alat ini, bantuan sketsa-sketsa TKP, dengan bantuan rekaman CCTV yang ada, kami bisa mensimulasikan bagaimana kejadiannya," ujar Sambodo.
Sambodo mengatakan bahwa akurasi metode TAA tersebut cukup baik. Pasalnya, alat serupa telah digunakan untuk penanganan kasus-kasus kecelakaan lalu lintas lainnya.
"Alat ini sudah kami gunakan berkali-kali, termasuk dalam perkara kemarin, perkara tabrak lari yang di Bundaran Hotel Indonesia, perkara yang di Pasar Minggu dan akurasinya sangat baik," kata dia.
Baca juga: Pelaku tabrak lari di Kelapa Gading negatif narkoba
Baca juga: Penabrak anak tujuh tahun di Kelapa Gading menyerahkan diri Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya bersama Penyidik Satuan Lalu Lintas Jakarta Utara melaksanakan olah Tempat Kejadian Perkara untuk ketiga kalinya terkait kasus tabrak lari terhadap satu keluarga pada Minggu.
Dari kecelakaan tersebut, tiga korban mengalami luka-luka, di antaranya dua orang luka ringan dan satu orang mengalami luka berat.
"Alhamdulillah, Rabu, pelaku sudah bisa kami dapatkan dan tabrak lari ini bisa kita ungkap. Dari hasil olah TKP yang ketiga dengan menggunakan teknik TAA dan juga dengan bantuan rekaman CCTV yang didapatkan dari hasil olah TKP yang kedua," katanya.
Ditlantas Polda Metro Jaya mencocokkan kembali posisi-posisi awal dan posisi-posisi akhir baik korban maupun kendaraan yang terlibat dalam kecelakaan.
Simulasi tersebut dinilai dapat memudahkan petugas saat scanning menggunakan alat TAA tersebut. Simulasi itu juga dapat bermanfaat dalam pembuatan sketsa TKP terjadinya kecelakaan.
"Mudah-mudahan dengan TAA itu, kami juga segera dapat mengungkap kecepatan dari kendaraan Mercedes Benz hitam yang dikemudikan pelaku pada saat sebelum dan pada saat terjadi kecelakaan lalu lintas tersebut," kata Sambodo.
Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2021