"Saya banyak mendapat pelajaran di turnamen ini, khususnya lawan Busanan tadi. Pukulannya sangat matang dan susah dimatikan. Saya juga mengambil pengalaman bertanding dengan para pemain senior. Bagaimana cara bermain dengan lebih rapi," kata Putri melalui rilis resmi PBSI di Jakarta, Sabtu.
Pada keikutsertaannya di turnamen BWF World Tour perdananya itu, Putri terhenti di babak delapan besar dari wakil Thailand dengan skor 13-21, 14-21.
Baca juga: Sabar/Reza ke semifinal Orleans Masters setelah atasi pasangan Jerman
Mengenai jalannya pertandingan, Putri mengaku bermain kurang lepas.
"Saya main kurang lepas. Padahal dari semalam sampai sebelum main, saya tidak berpikiran apa-apa. Tegang pun sedikit dan sudah fokus," ungkap atlet tunggal putri kelahiran Tangerang, 20 Juli 2002 itu.
"Saya merasa cukup bisa mengimbangi lawan, tapi kalau sudah reli panjang, saya malah tidak bisa mematikan dia. Itu jadi evaluasi saya juga ke depan," lanjut putri.
Baca juga: Kurang fokus, Yulfira/Febby tersingkir dari Orleans Masters
Dia belum puas dengan penampilannya saat ini dan bertekad akan terus memperbaiki kekurangan sepulangnya ke Tanah Air.
"Secara hasil, saya sangat bersyukur karena bisa sampai delapan besar. Target awalnya hanya menembus babak utama, tapi Alhamdulillah bisa melangkah lebih jauh," ujar Putri.
"Tetapi pekerjaan rumah saya masih banyak. Secara permainan masih harus terus diperbaiki. Sampai di Indonesia nanti saya harus latihan tenaga dan meningkatkan kekuatan otot kaki," ungkap Putri.
Baca juga: Tiga wakil Indonesia lolos ke perempat final Orleans Masters
Baca juga: Putri lolos ke perempat final Orleans Masters 2021
Baca juga: Pelatih sebut Chico tersingkir di Orleans karena kalah inisiatif
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2021