Pemerintah Indonesia menegaskan komitmen untuk mengatasi isu perubahan iklim dan siap menjadi Co-Chair bersama Inggris pada agenda COP 26 (United Nations Climate Change Conference) Forest, Agriculture and Commodity Trade (FACT) Dialogue.Indonesia bersedia berperan dalam pertemuan tersebut, dalam kapasitas sebagai Co-Chair, namun kami menegaskan kembali bahwa penting bagi kita untuk memiliki visi dan pemahaman yang sama agar mencapai kebermanfaatan bersama
Pernyataan tersebut diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto usai melakukan pertemuan bilateral secara virtual dengan Menteri Pasifik dan Lingkungan Inggris Right Honourable (Rt Hon.) Lord Zac Goldsmith.
Dalam pertemuan tersebut, Airlangga di Jakarta, Kamis, juga mengapresiasi pengakuan Inggris terhadap komitmen Indonesia dalam memperkuat kerja sama bilateral, khususnya pada bidang perubahan iklim.
Baca juga: KLHK siapkan tiga skenario mitigasi jangka panjang perubahan iklim
Baca juga: KLHK: Target penurunan emisi gas rumah kaca Indonesia sudah realistis
Untuk itu, ia mengharapkan kedua negara dapat berperan menghasilkan rekomendasi yang bermanfaat untuk semua pihak dari FACT Dialogue. Dalam dialog tersebut, Indonesia akan diwakili oleh Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong.
"Indonesia bersedia berperan dalam pertemuan tersebut, dalam kapasitas sebagai Co-Chair, namun kami menegaskan kembali bahwa penting bagi kita untuk memiliki visi dan pemahaman yang sama agar mencapai kebermanfaatan bersama," kata Airlangga.
Terkait perubahan iklim, ia memastikan Indonesia berada di garis terdepan dan sangat berkomitmen menerapkan Nationally Determined Contribution (NDC) yang sudah diputuskan dalam Paris Agreement. Pemerintah juga selalu berusaha meraih target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Baca juga: ADB: Pertumbuhan harus beralih ke ekonomi hijau, cegah perubahan iklim
Baca juga: ADB: 122 juta orang terancam miskin akibat meluasnya perubahan iklim
Melalui NDC, menurut dia, Indonesia telah membuat komitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sampai 29 persen dengan usaha sendiri, dan hingga 41 persen dengan adanya dukungan internasional pada 2030.
"Seperti yang diketahui bahwa mengatasi persoalan perubahan iklim adalah tugas yang cukup menantang, karena ini membutuhkan kerja sama multilateral yang kuat dan usaha-usaha komprehensif," kata Airlangga.
Sebagai informasi, pertemuan kedua pejabat tinggi ini menjadi awalan untuk menyambut kunjungan dari Menteri Luar Negeri dan Pembangunan Internasional Inggris H.E. Dominic Raab ke Indonesia pada 6-8 April 2021.
Menurut rencana, Raab akan menyampaikan undangan kepada Presiden Joko Widodo untuk menghadiri Sidang COP26 di Glasgow, Skotlandia pada November 2021.
Baca juga: Sri Mulyani minta pemda ikut danai perubahan iklim
Baca juga: ACB: Perlindungan ekosistem hutan cegah dampak negatif perubahan iklim
Pewarta: Satyagraha
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021