Kunjungan itu pertama kalinya dilakukan oleh seorang menlu Rusia dalam sembilan tahun terakhir, dan terjadi di saat sensitif bagi Afghanistan karena pembicaraan damai hanya mencatat kemajuan kecil sementara Amerika Serikat (AS) telah menetapkan tenggat waktu untuk menarik pasukannya dari negara itu.
"(Pakistan dan Rusia) berbagi posisi yang sama dalam beberapa isu ... termasuk perdamaian dan stabilitas di Afghanistan," kata Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mahmoud Qureshi di Twitter setelah pertemuan mereka.
Kedua menteri juga membahas hubungan ekonomi, energi, dan kerja sama kontra terorisme, dan kemajuan proyek pipa gas besar.
Lavrov juga akan bertemu dengan Perdana Menteri Imran Khan, kata Kementerian Luar Negeri Pakistan dalam sebuah pernyataan.
Pada 1980-an, Pakistan dan AS adalah pendukung utama pejuang Islam yang berperang menduduki pasukan Soviet.
Sekarang, Rusia prihatin tentang ketidakstabilan Afghanistan yang meluas ke Asia tengah karena AS berusaha melepaskan diri dari perang di Afghanistan melawan Taliban, yang selama bertahun-tahun dituduh didukung oleh Pakistan---namun Pakistan membantahnya.
Rusia menjadi tuan rumah konferensi internasional tentang Afghanistan di Moskow bulan lalu di mana para peserta, termasuk AS, China dan Pakistan, mengeluarkan pernyataan yang menyerukan pihak Afghanistan yang bertikai untuk mencapai kesepakatan damai dan menahan kekerasan.
"Perhatian bersama (kami) adalah situasi di Afghanistan," kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan pada Rabu, tentang kunjungan Lavrov ke Pakistan.
"Kami menantikan temuan awal dari solusi konstruktif untuk mengakhiri perang saudara di Republik Islam Afghanistan melalui kesepakatan tentang pembentukan pemerintahan inklusif dengan partisipasi gerakan Taliban," demikian keterangan tersebut.
AS menandatangani perjanjian dengan Taliban tahun lalu yang mengizinkannya untuk menarik pasukannya dengan imbalan jaminan Taliban untuk mencegah terorisme internasional.
Tetapi pertempuran antara pemerintah Afghanistan yang didukung AS dan Taliban masih berkecamuk.
AS mendorong pemerintah sementara Afghanistan antara kedua belah pihak saat tenggat waktu 1 Mei mendekat, untuk menarik pasukannya berdasarkan pakta tersebut.
Presiden AS Joe Biden mengatakan tenggat waktu itu akan sulit dipenuhi meskipun Taliban mengancam akan melakukan lebih banyak kekerasan jika tidak.
Baca juga: Menlu AS, Rusia bahas masalah Afghanistan
Baca juga: Rusia, AS, China bujuk Taliban ikuti pembicaraan antar-kelompok
Sumber: Reuters
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Suharto
Copyright © ANTARA 2021