"Kami akan berkoordinasi dengan KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) serta Pemkab Karawang agar Gunung Sanggabuana dijadikan kawasan hutan lindung," katanya dalam sambungan telepon, Kamis.
Ia mengatakan, sesuai dengan ketentuan yang berlaku, untuk pengajuannya harus dimulai dari pemerintah daerah. Karena itu pihaknya akan berkoordinasi dengan Pemkab Karawang.
Baca juga: KLHK fokus tingkatkan rehabilitasi mangrove dengan tambahan anggaran
Menurut dia, keinginan tersebut tak lepas dari berbagai fungsi Gunung Sanggabuana sebagai oase, khususnya untuk kawasan pantura Jawa Barat.
“Pegunungan yang meliputi Karawang, Purwakarta, Cianjur dan Bogor ini merupakan satu-satunya generator hidrologi untuk wilayah Pantura,” katanya.
Ia pun berharap partisipasi masyarakat untuk memberikan data dan informasi agar kawasan Pegunungan Sanggabuana itu segera menjadi kawasan hutan lindung.
Gunung Sanggabuana selama ini dibuka sebagai jalur pendakian umum yang bisa ditempuh dari berbagai titik. Untuk mencapai puncak rata-rata dibutuhkan waktu 6-8 jam perjalanan.
Di kawasan gunung itu juga selama ini dikenal sebagai titik latihan untuk Kostrad dengan luas sekitar 500 hektare mulai dari Jatiluhur, Cibenda hingga Sanggabuana.
Sementara itu, sebelumnya Gunung Sanggabuana mendapat perhatian dari pegiat lingkungan. Gunung yang secara administratif berada di Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Karawang ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bogor.
Meski tak sebesar gunung lainnya, Sanggabuana kaya akan tumbuhan dan hewan endemik seperti elang jawa, owa jawa, surili, lutung jawa, sigung jawa hingga macan kumbang.
Tidak hanya hutan, gunung ini juga memiliki kawasan karst atau batu gamping yang memiliki fungsi hidrologi untuk makhluk hidup di sekitarnya, termasuk manusia.
Baca juga: Rehabilitasi mangrove, KLHK dapat tambahan anggaran Rp1,52 triliun
Baca juga: Aksi menghimpun 10 ribu pohon secara daring saat pandemi
Baca juga: Wamen LHK: Sosialisasi karhutla ke masyarakat akan ditingkatkan
Pewarta: M.Ali Khumaini
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021