"Saya berharap ASN dan semuanya tetap berada di Beoga sampai kondisi aman baru saya izinkan keluar, karena selaku Bupati Puncak akan mengizinkan mereka selama dua atau tiga pekan meninggalkan tempat tugas, " kata Bupati Wandik kepada Antara, Selasa.
Diakuinya, untuk saat ini warga belum bisa keluar dari Beoga karena terkendala transportasi, namun bila situasi kondusif maka Pemda Puncak akan membantu memfasilitasi mereka.
Mereka memang membutuhkan pemulihan trauma dengan mengijinkan keluar sementara dan kembali lagi bertugas ke Beoga karena masyarakat sangat membutuhkan pelayanan mereka, ujar Bupati Wandik.
Baca juga: Menipis, persediaan bahan makanan di Beoga-Papua hanya cukup 3 hari
Baca juga: Akibat pembakaran, kerugian sekolah di Beoga capai Rp7,2 miliar
Baca juga: Menipis, persediaan bahan makanan di Beoga-Papua hanya cukup 3 hari
Baca juga: Akibat pembakaran, kerugian sekolah di Beoga capai Rp7,2 miliar
Kapolsek Beoga Ipda Ali Akbar secara terpisah mengatakan sejak terjadinya kasus penembakan yang dilakukan kelompok kriminal bersenjata (KKB), Kamis (8/4), tidak ada lagi pesawat yang masuk dan mendarat di Beoga kecuali pesawat yang mengevakuasi jenazah dua orang guru yang menjadi korban.
Pesawat tersebut juga tidak membawa logistik sehingga warga bertahan dengan bahan makanan yang ada, kata Ali Akbar seraya menjelaskan di Beoga memang ada 12 warung atau kios besar dan kecil, namun persediaan mereka juga mulai menipis.
Tidak mudah mendarat di lapangan terbang Beoga karena sebelum mendarat pesawat harus terbang melintas di sebelah utara yang saat ini menjadi tempat persembunyian KKB.
"Pintu masuk ke lapangan terbang Beoga melalui sisi utara dimana KKB bersembunyi sehingga saat pesawat terbang rendah ketika mau mendarat dapat menjadi sasaran tembak, " kata Ipda Ali Akbar.
Akbar mengakui lapangan terbang sudah dikuasai, namun pintu masuk ke lapangan terbang masih berisiko sehingga pilot takut untuk terbang ke Beoga.
Untuk mencapai lokasi tersebut cukup sulit karena berada diketinggian sehingga dengan mudahnya KKB menembak bila anggota menuju lokasi tersebut, ungkap Ipda Ali Akbar.
Ketika ditanya tentang warga yang mengungsi, Kapolsek Beoga mengatakan yang mengungsi di polsek tercatat tiga orang, di koramil delapan orang dan sebanyak 31 orang memilih tetap tinggal di rumahnya, namun letaknya dekat koramil.
Aksi penembakan yang dilakukan KKB di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak menyebabkan dua orang meninggal yakni Oktovianus Rayo yang ditembak Kamis (8/4) dan Yonatan Renden ditembak Jumat (9/4).*
Baca juga: Kapolda Papua: 46 warga di Beoga segera diungsikan
Baca juga: Fasilitas sekolah di Beoga kembali dibakar KKB
Baca juga: Fasilitas sekolah di Beoga kembali dibakar KKB
Pewarta: Evarukdijati
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021