Persediaan bahan makanan di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua, saat ini hanya mencukupi untuk kebutuhan tiga hingga empat hari mengingat sejak terjadinya aksi penembakan dua orang guru tidak ada pesawat yang terbang ke daerah itu.Sejak terjadinya kasus penembakan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pada Kamis (8/4) tidak ada lagi pesawat yang masuk dan mendarat di Beoga kecuali pesawat yang mengevakuasi jenazah dua orang guru yang menjadi korban
"Memang benar persediaan bahan makanan di Beoga berkurang karena tidak ada pesawat masuk," kata Kapolsek Beoga Ipda Ali Akbar saat dihubungi ANTARA dari Jayapura, Selasa.
Diakuinya sejak terjadinya kasus penembakan yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pada Kamis (8/4) tidak ada lagi pesawat yang masuk dan mendarat di Beoga kecuali pesawat yang mengevakuasi jenazah dua orang guru yang menjadi korban.
"Pesawat tersebut juga tidak membawa logistik sehingga warga bertahan dengan bahan makanan yang ada," kata Ali Akbar seraya menjelaskan di Beoga memang ada 12 warung atau kios besar dan kecil namun persediaan mereka juga mulai menipis.
Ia menjelaskan tidak mudah mendarat di lapangan terbang Beoga karena sebelum mendarat pesawat harus terbang melintas di sebelah utara, yang saat ini menjadi tempat persembunyian KKB.
Baca juga: Fasilitas sekolah di Beoga kembali dibakar KKB
Baca juga: Akibat pembakaran, kerugian sekolah di Beoga capai Rp7,2 miliar
"Pintu masuk ke lapangan terbang Beoga harus melalui sisi utara di mana KKB bersembunyi sehingga saat pesawat terbang rendah ketika mau mendarat dapat menjadi sasaran tembak, " katanya menegaskan.
Ia mengakui bahwa lapangan terbang sudah dikuasai KKB, namun pintu masuk ke lapangan terbang harus melalui sebelah utara itu sehingga pilot takut untuk terbang ke Beoga.
Untuk mencapai lokasi tersebut cukup sulit karena berada di ketinggian sehingga dengan mudahnya KKB menembak bila anggota Polri/TNI menuju lokasi tersebut, kata Ali Akbar.
Ketika ditanya tentang warga yang mengungsi, Kapolsek Beoga mengaku yang mengungsi di polsek tercatat tiga orang, di koramil delapan orang dan sebanyak 31 orang memilih tetap tinggal di rumahnya namun letaknya dekat koramil.
Aksi penembakan yang dilakukan KKB di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak menyebabkan dua orang meninggal yakni Oktovianus Rayo yang ditembak Kamis (8/4) dan Yonatan Renden ditembak Jumat (9/4).
Baca juga: KKB kembali tembak mati guru di Beoga
Baca juga: Jenazah dua guru dievakuasi dari Beoga
Baca juga: Jenazah dua guru dievakuasi dari Beoga
Baca juga: Theo Hesegem: Penembakan dua guru di Beoga keji dan tidak manusiawi
Baca juga: Polri sebut KKB gunakan alasan klasik tembak guru di Beoga
Baca juga: Polri sebut KKB gunakan alasan klasik tembak guru di Beoga
Pewarta: Evarukdijati
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021