Menjelang ifthar atau buka puasa hari pertama Ramadhan 1442 Hijriyah, sejumlah pedagang telah bersiap menjajakan takjil sejak pukul 16.00 WIB.
"Macam-macam ada kolak, mi goreng sampai gorengan dan es buah kami jual," kata Rizki (21), salah satu pedagang takjil di Bendungan Hilir (Benhil), Jakarta Pusat, Selasa.
Rizky ialah salah warga Jalan Pancamarga, yang kini mendadak menjadi pedagang takjil. Di hari biasanya, ia dan sang ibu berjualan sop daging dan soto mi yang biasanya ramai pada siang hari saat karyawan istirahat.
Selain Rizky, warga Pancamarga lainnya, Irma (41) juga berjualan aneka hidangan pembatal puasa, mulai dari lontong, gorengan seperti pastel dan tahu berontak, hingga kolak pisang yang sudah dibungkus dalam gelas plastik.
Sehari-hari, ia berjualan gorengan di depan rumahnya. Namun, omzet yang bisa ia raup bisa dua kali lipat saat Ramadhan.
"Mungkin bisa sampai Rp500 ribu sampai Rp600 ribu kalau habis semuanya," kata Irma.
Baca juga: Kesadaran mengurangi plastik mulai tampak di pasar takjil Benhil
Baca juga: Tiga menu takjil paling diburu di Pasar Benhil Senada dengan itu, Muslihatun (37) yang biasanya berdagang ketoprak di depan Masjid Al Falah, mengaku antusias dengan datangnya Ramadhan. Apalagi di tahun ini pemerintah mengizinkan warga menjadi pedagang takjil.
Setiap tahun selama Ramadhan, dia berjualan lima jenis hidangan manis, seperti kolak hingga pacar cina. Ia mengaku omzet yang didapat dari berjualan takjil jauh lebih besar dibandingkan berjualan ketoprak.
"Harapannya bisa seperti tahun-tahun sebelum pandemi. Biasanya bisa 200 cup, tahun ini mungkin hanya bisa 150 cup," kata dia.
Meski aktivitas ekonomi masih belum sepenuhnya pulih, para pedagang bersyukur tahun ini bisa kembali berjualan, dibandingkan tahun lalu saat adanya larangan pedagang takjil saat pandemi.
Baca juga: Warga Jakarta ramai-ramai berburu takjil di Pasar Benhil
Baca juga: "Sala lauak" dan ketupat ketan jajanan favorit Pasar Benhil
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2021